Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jokowi, Bendungan, dan Jam Tangan Bovet yang Mewah Itu

15 Februari 2021   22:39 Diperbarui: 15 Februari 2021   22:51 1606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Jokowi saat berada di Bendungan Tukul di Pacitan, Jawa Timur, usai diresmikan, Minggu (14/12/2021).(Dok. Istana Kepresidenan/Agus Suparto)

Dalam beberapa hari ini Jokowi terlihat lebih sibuk daripada biasanya, pikiran maupun fisiknya. Pikirannya mungkin sempat melayang liar tersangkut dengan beberapa tudingan terhadap dirinya.

Soal pembatalan revisi UU Pemilu misalnya, dia dicurigai  sedang menyiapkan Gibran untuk menjadi Gubernur DKI pada 2024. Jokowi tak habis pikir, Gibran belum dilantik jadi Walikota Solo saja sudah dicurigai seperti ini. Jokowi geleng-geleng kepala.

Lalu soal kritik terhadap pemerintah. Jokowi memang tulus mengatakan bahwa pemerintah siap untuk dikiritik. Hanya soal ini dia sedikit pusing dibuat  karena mantan pendampingnya sebagai Wapres Jusuf Kalla sampai membawa-bawa urusan lapor polisi, dan Presiden sebelumnya, SBY bahkan menggunakan metafora obat, gula, untuk memberi nasihat padanya. Kritik itu obat, pujian itu gula. Lagi konsultasi diabetes mungkin.

Tapi sudahlah, nanti diurus Pak Menko Mahfud, begitu mungkin kata Jokowi dalam hati, karena secara fisik dia harus bersiap turun lagi ke beberapa provinsi untuk meresmikan beberapa bendungan. Baginya kebutuhan air bagi rakyatnya adalah hal yang paling penting sekarang ini.

Kemarin di kampung SBY, Pacitan, Bendungan Tukul sudah diresmikan, ada 600 hektar yang akan diairi oleh Bendungan Tukul, sedangkan ke depan, dia juga akan ke Sikka, Maumere, NTT untuk meresmikan Bendungan Napun Gate. Di NTT, Jokowi memang serius, bendungan adalah salah satu cara menghidupi para petani di Provinsi yang dianggap kering itu. Bendungan seperti sebuah simbol kepedulian terhadap hal yang esensial. 

Beberapa malam, Jokowi berpikir bahwa dia mesti berlomba dengan waktu. Pandemi tidak boleh menghalangi rencana pemerintah untuk menyiapkan infrastruktur, sarana prasarana yang dianggap primer untuk kebutuhan rakyat.

Waktu terasa berjalan terlalu cepat untuknya di masa pandemi ini. Dia perlu cara untuk menyiapkan waktu dengan baik, dia merasa bahwa pengaturan waktu oleh Sekretariat Kabinet sudah begitu baiknya, tapi masih ada yang kurang, apa itu? Jam tangan.

Dia sibuk, tapi dia jarang atau hampir sama sekali tak pernah memakai jam tangan. Di dalam pikirannya, dia mungkin pernah berpikir bisa seperti Fidel Castro, pemimpin kharismatik Kuba yang pernah memakai dua jam tangan, Rolex pula.

Kata orang, jam tangan itu menunjukkan kuasa. Makanya, ketika Castro memakai dua jam tangan, itu menunjukkan kuasa atas Amerika Serikat, cara yang dicopy paste Diego Armando Maradona yang memakain dua jam tangan untuk mengatakan bahwa dia lebih baik dari Pele.

Sebenarnya tak usah terlalu superioritas seperti Castro, dia bisa menjadi seperti  Presiden AS dulu, John Fitzgerald Kennedy yang mengenakan jam tangan sebagai tanda kasih dari orang tersayangnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun