Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Sepeda Motor Disebut Kereta di Medan, dan Keganjilan Serupa Lainnya

6 Februari 2021   15:32 Diperbarui: 6 Februari 2021   15:46 680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi : pixabay.com

"Oh..baik kalau begitu abang, soalnya barang saya lumayan banyak"

Saya lalu kembali bingung. Membawa barang banyak tapi minta dijemput dengan sepeda motor, hmm. 

Akan tetapi, akhirnya, percakapan lewat telepon itu usai dan tetap menyisakan kebingungan itu.

Beberapa jam kemudian kami bertemu. Barang Maria memang cukup banyak, dan saya rasa tidak akan cukup dibawa dengan sepeda motor.

"Motor abang dimana?" tanya Maria.

"Itu.." tunjuk saya pada sepeda motor beneran, yang sedang diparkir di bawah pohon.


"Lah, kata abang dengan motor, itu kan kereta?" kata Maria sambil tersenyum.

"Ohhh.....". jawab saya pendek, lalu kami segera berekonsiliasi tentang beda pemahaman itu. "Baiklah...".

 Akhirnya Maria memakai taxi bandara, dan saya pulang dengan kereta, eh, sepeda motor.

Setelah lama di Kupang, Maria sudah terbiasa dengan sebutan sepeda motor, bukan lagi kereta. 

Soal kereta, pernah kucandai si Maria ini.  " Lihat saja tanah di Kupang yang berbukit-bukit ini, rel kereta api tidak bisa dibuat disini..". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun