Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

PKB dan Nasdem Terseret Isu Kudeta Demokrat, Inikah Bumbu Tanpa Daging?

5 Februari 2021   14:06 Diperbarui: 5 Februari 2021   14:09 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko. (Sumber: Instagram agusyudhoyono dan KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO)

Kisruh soal tudingan bahwa ada upaya kudeta kepemimpinan Demokrat melalui konpers Ketum AHY terus berlanjut dan bahkan seperti guliran bola liar, bisa kemana-mana.

Terakhir, politikus Partai Demokrat Andi Mallarangeng menyebut ada dua kali pertemuan antara Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko dengan kader Demokrat, dan dalam pertemuan tersebut, ada klaim dari Moeldoko bahwa dirinya sudah mendapat restu dari dua partai politik, yakni PKB dan NasDem.

"Dan katanya PKB sudah mendukung, NasDem sudah mendukung, butuh Demokrat dia siap menjadi ketua umum melalui kongres luar biasa. Dan sudah di-planning untuk 300 lebih suara, segala macam," kata Andi Mallarangeng.

Jika benar, ini tentu saja akan memanaskan situasi, karena seperti diketahui, kedua partai ini masih bergabung dengan koalisi pemerintah.

Lalu, apa tanggapan dari Nasdem dan PKB?

Waketum NasDem, Ahmad Ali, kepada wartawan, Kamis (4/2/2021) langsung membantah isu mendukung Moeldoko tersebut.

Ahmad Ali juga mengatakan bahwa ini seperti halusinasi dari Demokrat. Karena Nasdem masih belum bergerak untuk menyusun kekuatan menuju 2024.

"Menurut saya sih halusinasi kali ya karena NasDem sampai hari ini belum pernah membangun komunikasi dengan siapapun apalagi personal tentang pencapresan 2024," kata Ali.

Serupa dengan Nasdem, PKB juga membantah, bahkan jika Nasdem mengatakan bahwa ini seperti halusinasi, maka PKB melalui Waketumnya,  PKB Jazilul Fawaid mengatakan bahwa ini seperti bumbu yang tidak diisi daging.

"Ini aneh, ibarat masakan bumbunya makin banyak, dagingnya nggak ada. Kami cuma berdoa semoga ketemu akar masalah dan solusinya," ucap Fawaid.

Benarkah ini memang bumbu tanpa daging?

Maksud Fawaid dengan metafora ini tentu saja soal bumbu sensasional tudingan Demokrat, namun hingga saat ini belum banyak yang dapat dibuktikan. Dagingnya adalah pembuktian, sedangkan bumbunya adalah klaim-klaim yang "katanya" dibilang Moeldoko.

Coba kita tilik satu-satu. Sebenarnya tidak tepat juga jika dikatakan bahwa tanpa daging, minimal ada irisan daging bukan daging ukuran besar. Mengapa? Salah satu poinnya adalah Moeldoko sudah mengiyakan memang ada pertemuan, namun Moeldoko dalam dua kali konpers menyatakan bahwa itu hanya pertemuan biasa.

Jika pengakuan Moeldoko ini seperti irisan daging, maka tentu saja sensasional tudingan bahwa ada elemen kekuasaan yang terlibat, tentu saja  tidak mencapai klimaksnya.

Sebenarnya irisan daging ini bisa menjadi banyak, apabila PKB dan Nasdem juga mengakui klaim yang dikatakan Andi Malarangeng, namun tentu saja ini terlalu mudah untuk ditepis.

Momennya nampak tak tepat jika mengharapkan bumbu dan daging tersaji dengan baik. Pilpres 2024 masih lama, lalu koalisi pemerintah masih mesra-mesranya. Mungkin ada gerakan mempersiapkan 2024, tapi masih tipis-tipis belum tebal.

Dalam kondisi tersebut, menggoyang kekuatan koalisi terasa tidak mungkin saat ini, kecuali perpecahan terjadi.

Yang berikut, bumbu dan daging ini memang akan nampak lengkap, jikalau surat Demokrat dijawab oleh Istana. Sedihnya bagi Demokrat, Mensesneg, Pratikno mengatakan bahwa surat itu tak perlu dijawab karena hanya sepeti sedang curhat masalah internal.

Lalu bagaimana Demokrat sekarang? Oke, kita tetap pake metafora bumbu dan daging ini. Demokrat perlu memikirkan untuk segera menghadirkan daging sesegera mungkin, karena kebanyakan bumbu penyedap akan berbahaya bagi kesehatan, lagian orang tentu tak akan menyukai jika janji bumbu dan daging namun yang tersaji hanya bumbu saja.

Referensi : 1-2-3

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun