Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Menyoal Rambut Pirang Pasha Ungu

1 Agustus 2020   09:02 Diperbarui: 2 Agustus 2020   06:00 1135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tuntutan projek video klip “Jangan Menangis Lagi” dari Pasha dan Faladica, Wawali Kota Palu rela rambutnya dicat warna kuning, Rabu (29/7/2020).(KOMPAS.COM/ERNA DWI LIDIAWATI)

Penampilan nomor dua, karena yang paling penting kinerjanya.

Nampaknya, Pasha hendak membela diri bahwa nyentrik boleh, tapi yang penting kerja.

Benar juga sih. Kadang-kadang, penilaian dari cover-nya saja jadi kurang adil jika tidak diperhatikan hal yang palng esensi yakni soal kinerja.

Soal kinerja inilah yang dapat membedakan antara pejabat publik yang berkualitas dan yang tidak. 

Ketika mengatakan ini, Pasha mungkin dengan sendirinya mengevaluasi dirinya juga. Sejak terpilih, sudah beberapa kali Pasha mendapatkan sorotan yang berkaitan dengan hal ini.

Sorotan kebanyakan adalah soal aktivitas bermusik Pasha yang membuat banyak pihak menganggap Pasha tidak memberikan perhatian yang cukup pada warga.

Persoalan ini adalah kesekian, sehingga Pasha perlu lebih membuktikan bahwa kinerjanya juga nampak nyentrik, nampak luar biasa dibandingkan penampilannya.

Tak ingin memperpanjang kontroversi, Pasha lalu memangkas rambutnya. Pasha sekarang sudah gundul, plontos habis.

Gundul ini sepertinya juga terlihat nyentrik juga. Mendagri Tito nampaknya akan bingung dengan penampilan terbaru dari Pasha ini.

Lalu jika semua ASN ramai-ramai gundul, lalu bagaimana nantinya?

Ah, sebenarnya masih banyak hal yang lebih pantas menjadi bahan evaluasi Kemendagri dibandingkan rambut pirang Pasha. Sebaliknya, pejabat juga jangan sibuk nyentrik karena warga lebih butuh kinerja yang nyata dan bermanfaat.

Begitu saja. Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun