Hari Minggu (29/3), Perdana Menteri India Narendra Modi telah meminta maaf kepada rakyatnya setelah lockdown total yang berujung kacau dengan eksodus besar-besaran para pekerja migran dan panic buying.
Akan tetapi pemberhentian lockdown sebagai antisipasi penyebaran virus corona sepertinya tidak menjadi opsi yang akan diambil oleh pemerintah India.Â
PM Narendra Modi sepertinya  hanya akan mengevaluasi serta memperbaiki keadaan dengan segera memberikan stimulus pada rakyat miskin dan pekerja migran berpenghasilan harian yang terdampak paling besar dari lockdown di semua wilayah India tersebut.
Sebenarnya, sebelum mengambil keputusan lockdown total pada Hari Selasa (24/3), PM Narendra Modi  diapresiasi warga khususnya ketika memberlakukan "Janta Curfew" pada Minggu (22/3),  salah satu cara PM Modi agar warga berdiam di rumah meski hanya untuk sehari.
Saat itu, Modi terlihat puas, bahkan sesudah Janta Curfew dinilai berhasil, Modi mengatakan bahwa hal ini memang hanya sebuah permulaan dari langkah besar yang akan diambil.
"Janta Curfew adalah awal dari pertempuran panjang. Hari ini, orang-orang desa telah membuktikan bahwa mereka mampu dan begitu mereka memutuskan mereka dapat bersama-sama menghadapi tantangan apa pun, "kata PM Narendra Modi saat itu.
Apa sebenarnya  Janta Curfew itu? "Janta Curfew" sendiri pada prinsipnya sama dengan aturan "jam malam".  Aturan ini melarang semua orang India untuk berada di luar rumah pada satu hari, yaitu hari Minggu itu kecuali mereka yang terlibat dalam layanan penting.
Larangan ini tidak hanya malam, ataupun juga tidak berlangsun seharian. Janta Curfew berlangsung dalam  14 jam, yaitu mulai jam 7 pagi hingga jam 9 malam.
Orang India tidak perlu khawatir berada di rumah di jam tersebut, jika memerlukan atau membutuhkan sesuatu. Pemerintah sudah menyiapkan orang-orang khusus untuk membantu melakukan "layanan penting' seperti polisi, layanan medis, media, home delivery dan petugas pemadam kebakaran diperlukan untuk mengambil bagian dalam jam malam jika ada sesuatu yang dibutuhkan.
Transportasi umum benar-benar ditutup. Penyedia layanan  Taksi yang ramai di Delhi juga ikut mendukung pemberlakukan Janta Curfew selama sehari tersebut dengan  menyatakan bahwa mereka tidak akan menyediakan layanan transportasi selama jam malam.
Bukan itu saja, tranpsortasi kereta yang menjadi transportasi terpenting di India tidak akan mengizinkan warga untuk menggunakan transportasi tersebut, kecuali bagi karyawan yang bekerja untuk layanan penting selama jam malam berlangsung. Ketentuan ini juga berlaku bagi Kereta Metro, kereta Suburban, Bus, Trem dan layanan Monorel.