Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

3 Cara Sehat Menikmati Penampilan Timnas U-22 di SEA Games

4 Desember 2019   12:01 Diperbarui: 4 Desember 2019   12:24 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Osvaldo Haay cs, menjaga asa lolos penyisihan grup di SEA Games I Gambar: Kompas.com

"Indonesia selalu begitu, tak pernah maju-maju. Sudah unggul, lalu kalah, percuma!" ujar seorang teman bernama Roby ketika timnas U-22 Indonesia dikalahkan Vietnam 1-2. Roby pantas kecewa karena  Osvaldo Haay cs sempat unggul 1-0, tetapi mampu dibalikkan Vietnam dengan dua gol.

Soal timnas, baik senior maupun junior, Roby mengatakan dirinya sebagai seorang yang fanatik. Roby itu memang ingin melihat timnas Indonesia tampil sempurna, mungkin seperti penampilan Perancis di Piala Dunia 2018, harus tanpa cela.

Hanya kasihan, karena kefanatikannya terkadang dia nampak frustrasi. Saat Indonesia menang atas Thailand dan Singapura, dia juga tak tampak sempurna bahagia. Bagi dia seharusnya, Thailand atau Singapura tanpa peluang, artinya menurut Roby, Indonesia hanya beruntung.

Terakhir, waktu menang atas Brunei Darusalam dengan skor telak 8-0,  Roby memang bahagia, tapi memberi catatan karena di babak pertama, tak sedikit Brunei juga menciptakan peluang. Roby berharap, Brunei terus tertahan di setengah lapangan.

Saya sih menduga, Roby akan frustrasi berat jika gagal mengalahkan Laos nanti di pertandingan penentuan. Mungkin bisa saja Roby akan gila.

Saya jelas tidak mau gila, saya pecinta timnas tapi berusaha lebih sehat untuk menikmati pertandingan demi pertandingan timnas nantinya.  Paling tidak ada 3 (tiga) cara sehat yang berusaha saya lakukan agar menjaga hal ini.

Pertama, jangan terlalu berekspetasi terlalu tinggi terhadap Evan Dimas cs. Mungkin banyak penikmat bola yang berharap terlalu besar kepada timnas U-22 ini. Dari segi penampilan berharap tampil apik seperti Barcelona atau mungkin Liverpool.

Berharap Evan Dimas seperti Xavi Hernandez, Egy Vikri seperti Lionel Messi dan Osvaldo Haay seperti Luis Suarez. Sayangnya, hal itu kelihatan seperti terlalu muluk. Egy Vikri, sebelum melawan Brunei tampil dibawa performa seorang yang sudah menjajal Liga Eropa meski kasta dua Polandia. Begitu juga dengan yang lain.

Dari sisi prestasi, jangan "gila" dengna berharap terlalu berlebihan terhadap mereka. Kasihan anak-anak muda ini, jikalau gagal maka akan dibully habis-habisan.

Perlu diingat dari segenap rakya Indonesia, emas terakhir sepakbola yang didapat di ajang Sea Games hampir 30 tahun lalu, saat SEA Games 1991 digelar di Filipina.

Syukuri saja jika mampu lolos dari grup, jika tak lolos grup, syukuri bahwa timnas telah mengalahkan Thailand, lawan yang selalu sulit dikalahkan di ajang manapun.

Akan tetapi jika timnas lolos, apalagi menjadi peraih emas, rayakanlah. Rayakan dengan kepuasan maksimal, karena melebihi ekspetasi, nikmat kan?

Kedua, nikmati Sea Games sebagai sebuah permainan, jangan lebih. Menikmati dengan cara ini, membuat tidur akan bisa lebih nyenyak. Siapa yang ketika timnas kalah, merasa tidur terasa tidak nyenyak dengan kemarahan. Hal itu jelas kurang sehat.

Nikmati penampilan timnas, tidak lebih dari sebuah permainan. Ada yang kalah ada yang menang. Ada yang lolos dan ada yang tidak lolos.

Skenarionya adalah jika timnas U-22, tidak mampu menang dari Laos, dan Thailand menang atas Vietnam, maka yang lolos adalah Thailand dan Vietnam. Jika menang atas Laos dengan skor 1-0 saja, dan Thailand menang atas Vietnam dengan skor 3-0, maka timnas juga tak akan lolos.

Jangan anggap remeh Laos. Mereka boleh tumbang 2-6 dari Vietnam, tapi ketika melawan Thailand, Laos hanya kebobolan dua gol. Timnas kita bisa kesulitan dibuat Laos.

Lalu? Ya itu, nikmati saja sebagai sebuah permainan. Jika tak lolos ya sudah, lagian hanya perlu dua tim. Jikalah ini bukan permainan dan sebuah arisan, timnas kita bisa meminta Thailand dan Vietnam agar memberi kesempatan kepada kita sesekali.

Ketiga, makan yang cukup sebelum menonton pertandingan timnas. Jika bertanding malam hari, makan malam dulu baru menonton. Jika sore hari, sediakan secangkir kopi dan beberapa potong pisang goreng.

Ada ungkapan yang entah dari mana datangnya berkata demikian, "jika perut sejahtera, pikiran akan tenang dan damai".

Nah, jika besok, Indonesia sampai babak pertama usai belum membobol gawang Laos, seruput dulu kopinya, dan nikmati pisang gorengnya. Jikalah akhirnya menang, secangkir kopi dan pisang goreng akan menjadi teman terbaik menonton pertandingan.

Akan tetapi jikalau kalah, minimal perut tidak terasa kosong sehingga pikiran kalut, dan kemarahan dilampiaskan tanpa kendali. Jika sudah malam, jika perut kenyang, maka apapun hasilnya, maka akan lebih gampang tidur. Kasihan, jika timnas kalah, tak ada selera makan, asam lambung naik, lalu sakit, kan jadinya kurang sehat.

Untuk pertandingan besok, jadwalnya akan sore waktu Indonesia. Mari dukung sekuat tenaga, tetapi dengan cara yang sehat. Tidak berekspetasi terlalu tinggi, tahu bahwa Indonesia bisa menang dan kalah dan yang paling penting, siapkan secangkir kopi dan panganan ringan yang siap menemani, sekaligus mengendalikan emosi. Nikmat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun