Beruntung bagi Van Dijk, terapi yang dijalaninya itu membuahkan hasil, dan setelah itu Van Dijk menjadi lebih baik.
Perjalanan di U-16 Willem II yang suram itu perlahan-lahan dilewati oleh Van Dijk dan pada akhirnya di tim U-19, Van Dijk tampil lebih baik, menonjol dan akhirnya dipercaya menjadi kapten tim.
Peristiwa berikut yang juga hampir membuat karir Van Dijk tamat adalah ketika memperkuat FC Groningen di usia 17 tahun.
Di tengah sesi latihan, Van Dijk muda mengeluh sakit di bagian perut dan harus terkapar di lapangan. Van Dijk lalu beristirahat dan diberikan dokter obat sakit perut biasa.
Ternyata sakit Van Dijk bertambah parah, ketika di rumah, sang ibu melihat dia mengeluh dan berteriak kesakitan terus menerus. Ternyata, anak muda berdarah Suriname tersebut mengalami usus buntu akut.
Tim medis akhirnya bergerak cepat. Dokter mengatakan bahwa kondisi fisik luar biasa yang mampu memulihkan Van Dijk. Van Dijk selamat setelah dioperasi
Van Dijk dalam sebuah kesempatan pernah mengatakan bahwa itu momen yang akan selalu diingatnya itu. "Saya melihat kematian di mata saya, itu adalah pengalaman yang sangat buruk," kata Van Dijk.
"Untuk kali pertama sepanjang hidup, sepak bola tak lagi penting bagi saya. Saya hanya memikirkan untuk mencoba tetap hidup," tambah Van Dijk.
Bahkan Van Dijk juga menceritakan bahwa saat itu sang ibu sempat diminta menandatangani berkas, bahwa apabila Van Dijk meninggal dunia hak-hak dia sebagai pemain profesional akan segera diterima ibu dan keluarganya.
Siapa yang menduga, peristiwa yang hampir berujung maut itu pada akhirnya berakhir bahagia. Van Dijk kembali sehat meski mengalami berat badan yang turun drastis.Â
Van Dijk bermain lebih baik lagi dari sebelumnya dan membuat banyak klub luar Belanda yang tertarik padanya.