Adalah anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang menyebut nama Benny Wenda di balik aksi massa yang berakhir rusuh di Papua. Â
"Dugaan saja bahwa ini di bulan ini, di belahan dunia lainnya juga sedang mereka lakukan pergerakan," kata Effendi Simbolon di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (19/8/2019).
"Ada pergerakan politik mereka. Di belahan Melanesia sana sedang ada sebuah konferensi yang sifatnya dalam rangka memunculkan isu Papua Barat merdeka."
"(Mereka) kelompok masyarakat Papua, yang dikomandani oleh Benny Wenda yang sekarang ada di Oxford, Inggris," tambah Effendy.
Siapakah sosok bernama Benny Wenda ini? Effendi yang juga adalah Doktor Hubungan Internasional di Universitas Padjajaran ini cukup menjelaskannya dengan detail.  Wenda  adalah tokoh Gerakan Pembebasan untuk Papua Barat (ULMWP).
Wenda yang sekarang bermukim di Oxford dituding Effendi mengorganir kelompok massa dalam rangka untuk mendukung isu Papua Barat Merdeka yang mereka perjuangkan, bahkan menurut Effendi misi mereka adalah membawa masalah itu ke ke sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
"Model isu internasional seperti ini penggalangan opininya, dan ini puncaknya di Bulan Desember ketika mereka maju di General Assembly (Majelis Umum) di PBB," tambah Effendi.
Jika kita telusuri lebih jauh rekam jejak Wanda, kiprah  pria ini tidak bisa dianggap main-main. Pada Juli lalu, Wenda mendapat penghargaan Kebebasan Kota (Freedom of the City) dari Dewan Kota Oxford. Sebagaimana keterangan resmi Kementerian Luar Negeri, Kamis (18/7/2019), Benny disebut sebagai "pegiat separatisme Papua yang memiliki rekam jejak kriminal di Papua."
Indonesia mengecam keras pemberian penghargaan untuk orang seperti Benny, karena Benny memiliki jejak kriminal yang ditinggalkan. Wenda melarikan diri dari Indonesia sesudah ditangkap pada 6 Juni 2002 dengan tuduhan  mengajak massa menyerang sebuah kantor polisi dan membakar dua toko di Abepura pada 7 Desember 2000.
Setelah dihadapkan ke pengadilan pada 24 September 2002, pada 27 Oktober 2002, Benny kabur dari Lembaga Pemasyarakatan Abepura dengan membobol jeruji besi.
Benny akhirnya berhasil melarikan diri sesudah  menyeberang ke negara di sebelah timur Jayapura, yakni Papua Nugini. Bahkan dengan bantuan pihak luar, Benny berhasil  kabur sampai Inggris.