Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Hukum Artikel Utama

Haerul Anas Suaidi, Inikah Saksi "Wow" Tim Hukum Prabowo-Sandi?

20 Juni 2019   07:57 Diperbarui: 20 Juni 2019   20:00 8412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hairul Anas Suaidi I Gambar : Tribun

Publik yang menunggu janji dari Tim Hukum Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, untuk menghadirkan Saksi Wow dalam Sidang perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) di Mahkamah Konstitusi (MK) mungkin agak terpuaskan pada dini hari tadi ketika hadir seorang saksi fakta bernama Haerul Anas Suaidi.

Mengapa dikatakan Wow? Dibandingkan saksi-saksi lain yang cenderung gelagapan dengan pemaparan yang minus penjelasan, sosok dan yang dijelaskan oleh Haerul dapat dikatakan sedikit berbobot.

Paling tidak ada (3) hal yang membuat Haerul terlihat sebagai Saksi Wow.

Pertama, menjelaskan bahwa Kepala Staf Presiden Moeldoko pernah membawakan materi tentang kecurangan yang dalam pelatihan itu disebut sebagai bagian dari demokrasi di Indonesia.

Haerul mengisahkan bahwa kejadian itu terjadi pada 20-21 Januari silam, di hotel kawasan Kelapa Gading saat dirinya mengikuti pelatihan saksi Pemilu 2019. Haerul mengatakan bahwa dirinya diwakilkan oleh PBB untuk terlibat sebagai peserta dalam pelatihan selama dua hari tersebut.

Menurut Haerul, menjadi aneh saat dirinya melihat materi tentang kecurangan yang dalam pelatihan itu disebut sebagai bagian dari demokrasi di Indonesia.

Masih menurutnya, dalam materi tersebut, Moeldoko berpendapat kecurangan adalah hal yang biasa saja bagi di Indonesia. Apalagi, negara ini menganut sistem demokrasi ini.

Saya mendapatkan materi pelatihan 2 hari, itu di mana ingatan saya, juga ada slide-nya pertama adalah ada satu slide materi 'Kecurangan Bagian dari Demokrasi', materi ini di-upload ke suatu drive, dan ditayangkan pada saat Bapak Moeldoko, kalau tidak salah," kata Haerul.

"Teman-teman saya juga kaget kalau ini bagian dari demokrasi. Maka kami keberatan sebetulnya. Dan saya merasa tidak nyaman. Tapi karena ditugaskan partai, saya ikuti sampai selesai," tambah Haerul.

(Bantahan dari Moeldoko bisa dibaca di sini)

Kedua, Haerul mengatakan bahwa Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan bahwa aparatur negara sebaiknya tidak netral. Hal itu dikatakan saat Ganjar Pranowo hadir dalam pelatihan saksi bersama dengan Haerul.

Saat itu Ganjar menjadi pembicara dengan membawakan materi "Lembaga Survei Elektabikitas Jokowi". Menurut Haerul, pada saat pemaparan itulah Ganjar memetakan ada 7 provinsi rawan untuk pemenangan Jokowi.

"Pak Gubernur itu mengatakan bahwa pemenangan itu, yang saya ingat itu bahwa 'aparatur itu sebaiknya nggak netral'. Jadi beberapa kali disampaikan, 'netral buat apa?', dengan suara yang agak kencang, dan berkali-kali sekitar 3 atau 4 kali," kata Harul.

Ketiga, profil Haerul yang adalah calon legislatif, dari Partai Bulan Bintang (PBB). Pada awalnya, Haerul menjelaskan bahwa dia dapat mengikuti pelatihan dari TKN Jokowi-Ma'ruf karena berkendaraan dari PBB.

"Jadi saya adalah caleg dari Partai Bulan Bintang yang merupakan pendukung paslon 01, kemudian saya ditugaskan hadir training saksi pada 20 dan 21 Januari di Kelapa Gading, di salah satu hotel, dan saya hadir diutus wakil PBB," papar Haeruldi Gedung MK, Jakarta, Kamis (20/6) dini hari.

Selan itu, Haerul adalah caleg dari Partai Bulan Bintang (PBB) pada Pemilu 2019, sebagai Caleg DPR RI dari Dapil Jawa Timur 11 yang meliputi seluruh Madura itu yang meliputi Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep.

Menjadi Wow mungkin karena ketua tim hukum Jokowi-Ma'ruf, Yusril Ihza Mahendra adalah Ketua umum PBB sendiri, mungkin karena itulah Haerul pada awal kesaksiannya mengatakan bahwa dia sedikit berat hati untuk menjadi seorang saksi.

Haerul Sang Pencipta Robot Pemantau Situng

Jika kita menengok lebih jauh sosok Haerul, selain menjadi caleg PBB, Haerul diangkat sebagai relawan tim IT BPN pascapemilu. Pengangkatan menjadi relawan tim IT sepertinya karena latar belakang Haerul yang merupakan lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) bergelar sarjana teknik.

Pria kelahiran Pamekasan 20 Juli 1976 tersebut juga adalah pencipta robot pemantau Sistem Informasi Perhitungan Suara (Situng) KPU yang sempat membuat heboh sebelumnya, saat simposium tim BPN bertajuk 'Membedah Kecurangan Pilpres 2019' di Hotel Sahid, Jakarta, Selasa (14/5/2019).

Robot ciptaan Hairul ini diklaim menyimpan bukti-bukti halaman KPU dari hasil screen monitoring tampilan situng KPU menit demi menit secara kontinu.

Selain sebagai caelg, Hairul juga menjabat sebagai Chief Executive Officer Edumatic Internasional, sebuah perusahaan konsultan teknologi informasi (TI) yang berbasis di Bandung, Jawa Bara, Hairul enjabat CEO dari Februari 2009 hingga sekarang.

Selain itu kebanyakan karir Haerul juga dihabiskan dengan bekerja di Brunai Darussalam. Dia pernah menjabat sebagai Country Manager Indonesia Authority Edumatic Sdn Bhd di Brunei Darussalam dari Februari 2009 hingga Februari 2010.

Lalu sebelumnya, Hairul Anas sempat menjadi CANON ERP/Accounting Project Manager di Optima Infocitra Universal di Brunei Darussalam sejak Desember 2008 hingga Agustus 2009 dan menjadi senior consultant di Qasya Technologies Sdn Bhd Brunei Darussalam selama 2 tahun dari Agustus 2006 hingga Agustus 2008.

Dari profilnya, sekali lagi kehadiran Haerul cukup mengejutkan, bersaksi dengan "membelot" dari kubu 01, adalah sebuah fakta yang amat menarik.

Namun, dari esensi kesaksian apa yang dikatakan Haerul masih mempunyai runag untuk diperdebatkan ketika tim hukum Jokowi-Ma'ruf memberi jawaban nantinya.

Tujuan acara yang hanya untuk kalangan sendiri dan internal lalu dalam konteks apa dibicarakan lalu makna dari materi-materi yang disampaikan tentu perlu pendalaman untuk dikupas lebih lanjut.

Menjadi biasa jika yang hadir berhaluan berbeda, memiliki pandangan berbeda, dan menjadi amat subjektif menilai materi atau peristiwa yang terjadi.

Selain itu, kesaksian Haerul sepertinya tidak bersinggungan langsung dengan bukti faktual yang diinginkan jika terjadi kecurangan TSM yang dituduhkan.

Kita perlu menunggu bagaimana drama ini berlanjut.

Referensi :

Detik.com, Kamis 20 Juni 2019, "Caleg PBB Jadi Saksi 02, Cerita soal Materi 'Kecurangan Bagian Demokrasi'

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun