Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Muncikari, Endang Tantri dan Madame Claude

11 Januari 2019   13:14 Diperbarui: 11 Januari 2019   13:30 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Madame Claude, Marlon Brando, Kennedy dan Ghadaffi I Gambar : Culturetrip

***

Kisah Endang Tantri sebagai muncikari ini mengingatkan akan Madame Claude. Jika dibandingkan dengan Madame Claude, prestasi Madame Claude dengan Endang Tantri,   ibarat langit dan bumi, namun nasib mereka bisa dikatakan berakhir sama.

Terlahir di kota kecil Angers, Prancis  6 July 1963, wanita berwajah datar ini bernama asli Fernande Grudet. Muncikari ternama ini mengalami masa kejayaan tahun 1960-an hingga 1970-an. Tidak pernah ada Madam yang berbakat atau sukses dalam sejarah prostitusi modern. Meski bekerja sebagai Muncikari, namun Madame Claude sangat dihormati.

Selain para pemimpin dunia dan elite Hollywood, para duta besar, bangsawan dan raja-raja dari Timur Tengah juga memanfaatkan jasanya. Gadis-gadis di bawah asuhannya memang sangat menggairahkan.

Saking sangat menggairahkan sampai-sampai seorang Shah Iran setiap minggu mengurus penerbangan untuk kedatangan mereka dari Paris.

Bagi Madame Claude kata kuncinya adalah kehormatan.  Madame Claude tidak menyukai kata "pelacuran" atau prostitusi dilekatkan pada dirinya maupun bisnisnya. Dia juga melarang penggunaan kata "klien." Ini adalah kata-kata rumah bordil dan rumah-rumah yang kotor, najis baginya.

Klien adalah "teman" -nya, "bahkan" keluarga "-nya, dan mereka di dalamnya termasuk raja---Shah Iran, yang memiliki perintah tetap mingguan untuk gadis-gadis Claude dalam penerbangan kerajaan ke Teheran pada hari Jumat adalah  seorang raja Timur Tengah.

Selain raja, ada pula presiden, menteri, duta besar, dan banyak" pemimpin industry. Untuk bagian terakhir,  tampaknya gadis-gadis Madame Claude adalah langganan penguasa  industri di Italia.

Klien papan atas ini tertarik jelas karena layanan gadis panggilan dengan kualitas tinggi dan eksklusivitas. Hal ini nampak pada saat itu bahwa "gadis-gadis Claude" adalah tidak dapat dibedakan dari wanita muda paling cantik saat itu di Prancis, bahkan berkencan dengan para wanita ini bisa disebut sebagai sebuah kehormatan.

Gadis-gadis yang disebut sebagai Rue Princesse itu nampak terbiasa menikmati gaya hidup di restoran terkenal seperti  Maxim, di Jimmy'z di Montparnasse, atau di Castel, klub malam yang selalu modis di Paris. Gadis-gadis itu juga nampak menarik bukan secara fisik saja tapi juga seara kepribadian, anggun.

"Gadis itu harus tepat seperti yang dibutuhkan," kata Madame Claude, dalam sebuah wawancara di awal 1980-an dengan Vanity Fair.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun