Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

3 Hal yang Membuat Manchester City Pantas Unggul Atas Liverpool

4 Januari 2019   05:39 Diperbarui: 4 Januari 2019   08:14 1149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sergio Aguero membawa City Unggul atas Liverpool di Etihad I Gambar : Guardian

Pep Guardiola langsung mengepalkan tangan ke arah penonton saat pertandingan usai. Penonton di Etihad bersorak. Di lain sisi, Jurgen Klopp terlihat dingin. Tak banyak berkata-kata. Perjuangan untuk meraih gelar Liga Inggris masih panjang dan berat baginya. 

Laga big match terjadi di pekan ke-21 Liga Inggris antara pemuncak klasemen Liverpool melawan Manchester City di Etihad Stadium.

Melalui pertarungan yang ketat dan seru, akhirnya Manchester City berhasil memangkas jarak poin dengan Liverpool dengan tersisa hanya 4 poin setelah menumbangkan Liverpool dengan skor tipis, 2-1. Dua gol dari Sergio Aguero dan Leroy Sane, hanya mampu dibalas satu gol Liverpool yang dicetak oleh Roberto Firmino.

Sebelum laga, banyak pengamat mengunggulkan Liverpool dibandingkan tuan rumah. Alasannya karena Liverpool sedang dalam performa terbaik mereka, sedangkan City mengalami dua kali kekalahan dalam tiga laga terakhir mereka. Akan tetapi Pep Guardiola bersama City mampu membuktikan bahwa mereka masih pantas menjadi kandidat utama peraih gelar Liga Inggris musim ini.

Dari pertandingan ini, paling tidak ada 3 (tiga) hal yang saya pikir dapat menjadi catatan keunggulan Manchester City atas Liverpol.

Pertama, posession City yang efektif  memutus alur serangan yang dibangun Liverpool. Kedua tim mempunyai ciri khas yang serupa yaitu memulai serangan dari bola yang dimulai dari kiper dan diteruskan dengan umpan-umpan pendek ke pemain lain.

Counter dari strategi ini adalah memutus serangan dengan memberikan pressing kepada pemain yang kemungkinan akan diberikan bola oleh kiper, yakni bek sayap atau gelandang jangkar. City dengan cerdas menutup kemungkinan-kemungkinan ini dengan sangat rapi.

Para penyerang sayap City dengan rajin dan rapi menekan bek sayap dan gelandang tengah mereka bergantian mematikan pergerakan Henderson atau Wijnaldum. 

Akibatnya bola terpaksa dilambungkan kiper Liverpool, Allison jauh ke depan sehingga mudah dipatahkan oleh bek City. 

Sebaliknya, Liverpool terlihat belum efektif melakukan hal serupa. Pemain belakang terlambat menutup aliran bola sedangkan pemain depan juga tidak cepat melakukan frontline pressing. Klopp terlihat gusar di pinggir lapangan.

Kegagalan ini membuat strategi ball possession City berjalan dengan amat baik. Terasa menyakitkan bagi Liverpool karena dilakukan dengan mix gegenpressing ala Klopp dan terlihat mulus bekerja di lapangan bagi pasukan biru.

Kedua, penampilan lini depan City  yang lebih padu. Harus diakui dalam pertandingan yang berlangsung ketat ini, lini pertahanan kedua tim benar-benar diuji. Virgil Van Dijk cs di Liverpool dan Vincent Kompany cs di pihak City harus berkonsentrasi penuh sepanjang 90 menit pertandingan.

Menurut saya, lini pertahanan kedua tim sudah tampil dengan cukup baik. Di situasi seperti itu tinggal menunggu lini serang mana yang tampil lebih apik atau lebih baik. Bersyukur bagi tuan rumah, Sergio Aguero cs  terlihat  tampil lebih baik dari Salah cs.

Sergio Aguero terlihat ngotot sepanjang pertandingan untuk membuka ruang dan berani beradu dengan bek-bek tinggi besar milik Liverpool. Puncaknya di menit ke-40, ketika Aguero dengan cerdas mampu menempatkan posisi dan menendang keras bola dari jarak dekat menembus gawang Allison.

Selain itu, trio Aguero, Sterling dan Sane bekerja sama dengan baik. Puncaknya ketika Sane berhasil mencetak gol penentu kemenangan di menit ke-72. Diawali oleh pergerakan Sterling, Aguero mampu membuka ruang bagi Sane yang akhirnya berdiri bebas melepaskan tendangan akurat ke gawang Liverpool.  

Sebaliknya trisula Liverpol, Salah, Mane dan Firmino tidak tampil terlalu istimewa kali ini. Bola tidak mengalir seperti biasanya di antara ketiga pemain ini.

Gol Firmino di menit ke-64 pun tercipta karena assist Robertson, bukan karena assist dari kedua rekannya. Di menit ke-77, Klopp yang melihat gagalnya keterpaduan ketiga pemain itu, menarik Mane dan menggantinya dengan Shaqiri.

Ketiga, lini tengah yang lebih unggul. Pertarungan di lini tengah menjadi sesuatu yang menarik untuk diamati. Kedua pelatih nampak berhati-hati memilih pemain di lini ini. 

Jika biasanya Klopp memainkan Fabinho dari awal, kali ini Milner dan Henderson lebih dipilih Klopp. Klopp seperti berharap, dengan pemain yang lebih lama mengetahui taktiknya, Liverpool dapat mendominasi.

Akan tetapi, di pihak City, Pep Guardiola juga berpikir serupa. Guardiola memilih mengistirahatkan De Bruyne dan menempatkan  duo  Silva, Bernardo dan David menemani Fernandinho di lini tengah. Disinilah perbedaan itu nampak. 

Duo Silva mampu membuat lini tengah Liverpool tertahan lebih dekat ke garis pertahanan mereka sendiri, sedangkan Fernandinho yang tampil apik dengan rajin memutus bola-bola terobosan yang mengarah ke Salah cs.

Menguasai bola dan berkreatifitas di lini tengah adalah tujuan dari Guardiola dan itu berjalan dengan baik. 

Klopp yang terlambat menyadari itu memutuskan memasukan Fabinho di awal babak kedua. Guardiola tak kalah cerdas meresponnya dengan memasukan Gundogan. 

Percuma bagi Klopp, lini tengah memang berubah menjadi berimbang, tapi City sudah lebih kuat bertahan untuk mempertahankan keunggulan.

***

Di luar dari hasil ini, pertarungan kedua tim ini adalah pertarungan yang amat menarik dinikmati. 

Liga Inggris yang dahulu lebih sering dijuluki liga "tendang dan lari" berubah menjadi liga yang sangat taktikal dari suguhan adu pikir kedua pelatih papan atas ini.

Kedua tim sepertinya sudah berada di level yang berbeda dengan tim yang lain. Hotspurs dan Chelsea mungkin akan menjadi tim yang paling dekat yang dapat mengganggu kedua tim ini untuk berebut gelar Liga Inggris musim ini, namun sebatas hanya sebagai pengganggu.

Akhirnya, hal lain yang perlu disyukuri bagi penggemar ketatnya Liga Inggris adalah jarak pemuncak klasemen dan runner-up tidak lagi terlalu jauh. Jarak empat poin, menjadi jarak yang masih mudah dijangkau dalam sisa kompetisi. Inilah yang harus dijaga dan menjadi ciri khas Liga Inggris yaitu seru hingga laga terakhir kompetisi. Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun