Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Menanti Pembuktian Grizou di Laga Final Piala Dunia 2018

14 Juli 2018   11:37 Diperbarui: 14 Juli 2018   12:20 1079
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Antoine Griezman akan menjadi sosok penting di laga dinal PD 2018 I Gambar : Ahram

Griezmann berharap menjadi seperti Zidane I Gambar : Eurosport
Griezmann berharap menjadi seperti Zidane I Gambar : Eurosport
Cerita kemenangan Prancis sebagai juara Piala Dunia 1998 melekat erat dengan kisah pribadi seorang Zinedine "Zizou"  Zidane. Motivasi Zidane sangat kuat, membuktikan bahwa anak seorang imigran asal Aljazair dapat berjuang sepenuh hati bahkan menjadi pahlawan bagi Prancis di laga final melawan Brasil saat itu.

Meski berbeda kisah, Griezmann pun ingin membuktikan bahwa dia  pantas menjadi seperti Zizou di laga final nanti. Dua tahun lalu, Griezmann sempat didaulat dengan nama julukan Grizou-- Griezmann Zizou,  menyusul performa apiknya sepanjang turnamen Piala Eropa 2016 yang berlangsung di Prancis. Sayang, kekalahan di laga final dari Portugal membuat julukan Grizou terkikis menjadi hanya Griezmann karena dianggap belum pantas dianggap titisan Zidane. 

Sebenarnya ada kisah pribadi Griezmann yang dapat menjadi motivasi dirinya untuk membuktikan kepantasan dirinya di laga final nanti.

Menyukai sepak bola dengan belajar di klub lokal Macon, 70 km dari Lyon, saat sedang meniti karir sebagai pesepakbola profesional, Griezmann sering ditolak oleh berbagai klub.  Alasannya cukup menyakitkan, Griezmann dirasa tak pantas menjadi seorang pesepakbola karena fisiknya. Ia dianggap lemah dan pendek.

Lambat laun, waktu membuktikannya melalui kerja keras tanpa henti. Ketika banyak klub profesional Prancis meragukan kemampuan dirinya, datang klub kecil Spanyol, Real Sociedad meminangnya di usia 16 tahun pada tahun 2007. Meski berat, Griezmann dengan rendah hati menerima tawaran tersebut.

Griezmann tak patah arang "hanya" bermain di Spanyol dan di klub tak terlalu populer pula. Griezmann terus bekerja keras hingga akhirnya diakui menjadi salah satu pesepakbola hebat di La Liga selain Messi dan Ronaldo terutama setelah dilamar Atletico Madrid pada tahun 2014.

Griezmann seperti mengajarkan bahwa butuh waktu singkat untuk putus asa dan menyerah, namun butuh proses panjang dan kerja keras untuk berhasil.

Besok malam waktu Indonesia, Grizou akan membawa Prancis bertanding melawan Kroasia di laga final Piala Dunia 2018. Laga final kedua bagi Griezman bersama Les Blues dalam kurun waktu dua tahun terakhir. Jika di Perancis 2016, julukan Grizou masih dianggap jauh panggang dari api, maka di Rusia inilah pembuktian itu semakin dekat menjadi nyata.

Grizou sudah lebih matang sebagai pemain yang mampu memimpin dan semakin memahami taktik yang diinginkan Deschamps untuk dia jalankan di lapangan. Perpaduan yang semakin sempurna dengan misi penting untuk membuktikan bahwa dia pantas dipanggil dengan Grizou. Setan kecil yang mampu meraih gelar Piala Dunia seperti Zizou Zidane. Mungkin inilah saatnya.

Kita nantikan kiprah Grizou bersama timnas besok dan ingat jangan nonton bola tanpa Kacang Garuda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun