Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

"Determinazione" di Bulan Maret

1 Maret 2018   08:47 Diperbarui: 1 Maret 2018   09:20 1115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menunggu determinasi Maret Juventus di tangan Allegri (Bolasport.com)

Bagi Pelatih Juventus, Massimiliano Allegri, Maret adalah bulan penentuan bagi Juventus, sejauh mana mereka bisa melangkah di setiap kompetisi yang diikuti. Allegri menyebutnya sebagai determinazione, atau dalam bahasa Indonesia, Determinasi.

Kamus Besar Bahasa Indonesia memberikan pengertian determinasi dalam dua pengertian, pertama, menentukan (menetapkan, memastikan) dan kedua, sebuah ketetapan hati (dlm mencapai maksud atau tujuan).

Dalam bahasa Filsafat, maka determinasi ini bisa digali lebih dalam. Filosofi tentang determizione ini jika dilihat dari sudut pandang manusia maka determinasi itu sifatnya adalah relatif. Manusia yang terbatas hanya bisa menjaga determinasi ini dalam sebuah batasan ruang dan waktu. Sedangkan jika sudah berhubungan dengan Yang maha pencipta, determinasi ini menjadi absolut.  

Allegri memang pelatih yang sering memaksimalkan batasan ruang dan waktu itu dalam bentuk target bagi anak asuhnya. Ketika banyak pelatih lain masih sibuk dengan urusan taktik atau strategi, determinasi Allegri sudah berbentuk sebuah angka. "Melihat performa Napoli, proyeksi untuk meraih scudetto adalah 96 poin" ujar Allegri pada awal tahun ini.

Cara berpikir Allegri mengingatkan saya akan ciri dalam prinsip determizione. Ketika diperkenalkan filsuf Jerman, Immanuel Kant, Filosofia determizione ini memiliki ciri yang berkaitan erat yaitu Qualita dan Quantita, kualitas dan kuantitas.

Namun harus hati-hati karena ketika melihat ini sebagai human plan, maka Allegri akan dapat tertunduk malu bahwa determinasi ini akan sangat relatif, dan bukan absolut. Syukurah, ini disadari oleh Allegeri. "Kita lihat di mana posisi kami pada 18 Maret ketika Serie A rehat. Setelah itu sangat sulit meraup angka karena setiap tim pasti berjuang keras di partai sisa," ungkap Allegri di awal Februari.

Gagasan ini memastikan bahwa keputusan-keputusan dari para "pelaku" tidak akan  menghasilkan sesuatu yang lain dari apa yang mereka kehendaki, jika semuanya direncanakan dengan sebuah ekad maka tidak ada lagi sebuah "kemungkinan" atau "keteracakan" tetapi sebuah kepastian.  Ini bisa berarti bawah determinasi menghasilkan sebuah kualitas permainan dan juga didapat dari sebuah  kepastian akan tercapainya target kuantitas.

Ada sebuah "kemungkinan" yang dapat terjadi di bulan Maret ini, bagi Juventus atau bagi setiap klub elit eropa seperti PSG, Barcelona dll yang masih terlibat dalam setiap kompetisi yang diikuti dilihat  dari prakondisi apa yang dianggap sebagai penentu dari suatu peristiwa atau tindakan.

Bulan Maret ini dapat dianggap sebagai fase paling sulit yang dihadapi mereka. Klub elit Inggris seperti Manchester City, bahkan "terkesan" harus melepas Piala FA terlebih dahulu untuk kemudian melumat Arsenal di Piala Liga. Pemastian ini, diperlukan karena di bulan Maret nanti, Liga Champions sudah menunggu dengan jadwal yang akan lebih padat, sembari menjaga posisi mereka di puncak klasemen meski sebernanya cukup aman.

PSG bahkan mendapat ujian paling besar di Liga Champions. Jadwal leg kedua 16 besar Liga Champions yang akan berlangsung pada 6, 7 Maret dan 13, 14 Maret 2018 ini adalah ujian sesungguhnya bagi anak-anak Paris.  Laga-laga mudah di Perancis terlalu timpang untuk menilai skuat mahal yang dimiliki mereka.

Kondisi cederanya Neymar dan tertinggal 1-3 saat laga tandang di Madrid membuat suasana tempat latihan mereka, Camp des loges menjadi penuh tekanan. Ini bisa jadi pertanda bahwa nasib Unay Emery sudah berada di ujung tanduk sebagai seorang pelatih dan target juara di Liga Champions dari sang pemilik, Nasser Ghanim Al-Khelaifi kembali hanya menjadi sebuah mimpi indah.

Barcelona yang kokoh di La Liga  dan sudah memastikan tempat di final Copa del Rey,juga sadar bahwa Maret ini adalah ujian sesungguhnya. Meskipun mampu menahan Chelsea di Stamford Bridge, namun performa Chelsea bersama Antonio Conte yang akan tampil mati-matian dengan spirit gladiator harus diwaspadai Barcelona nanti di Camp Nou.

Kembali ke Juventus. Laga melawan Lazio (tandang), Atalanta (kandang), Udinese (kandang), dan SPAL (tandang) di Seri A hingga fase tersebut menjadi ujian bagi Allegri apakah bisa menyalip Napoli di puncak klasemen atau tidak. Lalu laga melawan Tottenham Hotspurs di leg kedua babak 16 besar juga menjadi tantangan besar bagi La Vechia Signora apakah Juventus mampu menyamai prestasi mereka tahun lalu sebagai finalis.

Allegri atau siapapun yang ada dalam situasi ini harus menyadari bahwa untuk menjaga determizione salah satu sikap yang harus dihindari adalah fatalisme. Dalam fatalisme, satu-satunya sikap yang mungkin adalah menyerah dan menerima apa yang akan terjadi. Menyerah pada nasibnya masing-masing (fatum).

Saya yakin Allegri, Unay Emery, Valverde dan bahkan Guardiola bukanlah tipe pelatih yang akan menyerah pada keadaan apalagi dalam tuntutan profesionalisme yang mereka junjung. Untuk membuktikannya, sekarang para allenatore ini harus keras berpikir untuk menyambut datangnya Maret. 

Namun sebagai human patut disadari bahwa semua drama itu juga akan berakhir karena  dibatasi ruang dan waktu. Siapa yang akan tertunduk, dan siapa yang akan tersenyum?. Kita lihat saja nanti. Pastinya, Maret ini akan menghibur bagi penikmat sepak bola di jagat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun