Mohon tunggu...
Arnold Mamesah
Arnold Mamesah Mohon Tunggu... Konsultan - Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomics - Intelconomix

Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomic - Intelconomix

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Potret Perekonomian China, India dan Indonesia

16 Mei 2016   00:08 Diperbarui: 16 Mei 2016   01:03 3376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.shutterstock.com/s/eagle+flying/search.html

Dari dua peraga di atas, rasio defisit anggaran dan utang China meningkat pesat khususnya pada masa 2015 dan 2016 (proyeksi) walaupun pertumbuhan GDP sedikit di bawah 7% (2015 pertumbuhan GDP China 6,9%). Dengan demikian dapat dikonklusikan bahwa pertumbuhan utang lebih besar daripada pertumbuhan GDP.  

Anomali China

Jika ditelisik lebih dalam perekonomian China, ada fenomena menarik seperti diberikan pada peraga berikut ini.

Peraga-4 : Posisi Cadangan Devisa China

china-forex-reserve-5737ed87b47e614115b6985c.jpg
china-forex-reserve-5737ed87b47e614115b6985c.jpg
Peraga-5 : Perubahan Cadangan Devisa, Surplus - Defisit Perdagangan, Aliran Dana Investasi

forex-change-bot-fdi-5737ee6fee96734405058e56.jpg
forex-change-bot-fdi-5737ee6fee96734405058e56.jpg
Sumber Informasi :


1. Cadangan Devisa China : China State Administration of Foreign Exchange

2. Neraca Perdagangan China : National Bureau of Statistics of China

Dari Peraga-4 dan Peraga-5, posisi cadangan devisa China turun 20% pada masa Januari 2015 hingga Maret 2016; walaupun mengalami surplus perdagangan dan mendapatkan aliran masuk dana investasi. Dari kondisi ini ada beberapa dugaan antara lain bahwa China masih sangat mendorong pertumbuhan ekonomi melalui kegiatan investasi domestik (dan juga di luar); China melakukan "intervensi" demi menjaga stablitas nilai tukar; dan terjadi aliran dana keluar (capital outflow) dari China. Upaya peningkatan investasi domestik umumnya pada sektor infrastruktur juga industri melalui BUMN (Badan Usaha Milik Negara atau State Owned Enterprise) China; tetapi jika hal ini terus berlangsung akan menimbulkan kondisi "over-supply" yang berdampak pada beban utang SOE. Sementara transformasi perekonomian China berupaya meningkatkan "share" konsumsi pada GDP yang saat ini masih pada kisaran 40% (bandingkan dengan India dan Indonesia pada kisaran hampir 60% - Data World Bank); kondisi ini rentan terhadap pertumbuhan ekonomi yang mengandalkan investasi dan perdagangan global.

 Ancaman India

Kondisi perdagangan global India diberikan pada Peraga-6.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun