Siapa bilang belajar membaca dan berhitung harus selalu dengan buku dan pensil? Di TK IT MTA Ngaliyan, Semarang, tempat saya melakukan implementasi media pembelajaran pada tanggal 30 September 2025, saya menemukan fakta menarik: banyak anak belum lancar membaca dan masih kesulitan menulis, namun mereka menunjukkan ketertarikan besar saat melihat buku cerita di pojok baca. Sayangnya, kegiatan belajar di kelas masih terkesan monoton dan kurang interaktif, sehingga anak cepat kehilangan fokus. Guru di kelas bercerita bahwa anak sering bosan ketika harus menyalin huruf atau angka, tetapi sangat antusias saat bermain balok atau melihat gambar buah.
Dari sinilah muncul ide untuk menciptakan media pembelajaran yang lebih menarik, yaitu PaKaHA (Pancing Kata Hitung Aktif) — balok pintar berbentuk balok besar yang berisi flashcard buah-buahan, kartu pertambahan dengan gambar buah, serta puzzle huruf A–Z dan angka 1–10.
Saya menyadari bahwa anak-anak membutuhkan media yang dapat merangsang konsentrasi sekaligus membantu mereka belajar membaca dan berhitung secara menyenangkan. PaKaHA dirancang agar anak dapat belajar sambil bermain, sekaligus melatih fokus dan koordinasi tangan-mata. Inovasi ini menggabungkan unsur permainan, warna, dan aktivitas motorik menjadi satu media edukatif yang sederhana namun efektif.
Cara kerjanya pun dirancang agar penuh tantangan dan kegembiraan. Permainan dimulai ketika anak melakukan lari zigzag melewati kursi yang telah disusun, lalu mengambil flashcard yang diinginkan — bisa berupa gambar buah untuk menyusun huruf menjadi kata, atau kartu pertambahan bergambar buah untuk latihan berhitung. Setelah itu, anak menyusun huruf atau angka di papan kecil hingga membentuk kata atau hasil penjumlahan yang benar. Tak lupa, anak membaca hasil karyanya dengan lantang, kemudian berlari zigzag kembali ke tempat semula. Aktivitas ini mengintegrasikan gerak motorik, konsentrasi, serta kemampuan literasi dan numerasi dasar, membuat pembelajaran terasa hidup dan tidak membosankan.
Saat PaKaHA diterapkan di TK IT MTA Ngaliyan, suasana belajar langsung berubah menjadi jauh lebih aktif dan ceria. Anak-anak tampak fokus, bersemangat, dan saling menyemangati teman-temannya. Guru pun merasa terbantu karena anak belajar tanpa merasa terpaksa. Media ini membuktikan bahwa kreativitas sederhana bisa menciptakan pengalaman belajar yang bermakna: anak bermain sambil belajar, guru lebih mudah mengelola kelas, dan kegiatan belajar menjadi penuh makna serta kegembiraan.
PaKaHA bukan hanya alat bantu, tapi juga inspirasi bagi pendidik lain untuk berinovasi demi masa depan anak-anak yang lebih cerdas dan bahagia.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI