Mohon tunggu...
Arla Adella
Arla Adella Mohon Tunggu... Mahasiswa - from zero to hero

selamat membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tradisi Saparan di Desa Kebonlegi, Kaliangkrik, Kabupaten Magelang

29 September 2022   08:39 Diperbarui: 29 September 2022   08:41 733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jawa terkenal dengan tradisi adat yang sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat. Hampir semua tradisi nenek moyang masih dilaksanakan hingga saat ini, contohnya tradisi Saparan di Desa Kebonlegi, Kaliangkrik, Magelang. Saparan merupakan tradisi Jawa, yakni ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atau yang sering disebut dengan merti desa. Umumnya Saparan dilaksanakan pada bulan Safar. Saparan di Kebonlegi biasanya dilaksanakan pada hari Sabtu Legi dalam penanggalan Jawa.

Terkenal dengan masayarakatnya yang ramah dan dermawan adalah ciri khas masyarakat Jawa. Begitu pula tradisi Saparan ini mengajarkan kita untuk tetap menjalin ukhuwah dan saling berbagi sesama manusia. Dan dalam tradisi Saparan di Kebonlegi ini, masyarakat biasanya akan mengadakan pagelaran wayang kulit yang cerita wayang tersebut akan menggambarkan kehidupan masyarakat Kebonlegi selama satu tahun ke depan. Seorang dalang dalam pagelaran wayang tersebut biasanya akan melaksanakan ritual untuk menentukan cerita pewayangan yang akan dia tampilkan.

Pagelaran wayang biasanya diadakan semalam suntuk. Dalam pagelaran wayang tersebut ada sesajen yang disediakan selama pagelaran berlangsung. Sesajen tersebut diantaranya nasi tumpeng, ayam yang dimasak utuh (ingkung), pisang, aneka jenang, telur, dan ketan. Sesajen tersebut nantinya akan dimakan bersama setelah pagelaran wayang selesai.

Tradisi Saparan ini dilaksanakan setiap setahun sekali di bulan Safar selama tiga hari berturut-turut dan tradisi ini hampir sama seperti saat kita Idul Fitri yaitu masyarakat akan bertamu keliling desa untuk silaturahmi. Yang membedakan antara saparan dan saat Idul Fitri (Syawalan) yaitu apabila saat Syawalan hanya anak muda saja yang keliling desa, sedangkan saat Saparan seluruh masyarakat akan keliling desa.  

Tidak hanya itu, untuk memeriahkan acara tersebut biasanya juga terdapat pasar malam yang menjual berbagai makanan, pakaian, aksesoris, mainan anak, dan juga wahana permainan untuk anak- anak. 

Saparan ini akan dilaksanakan di setiap desa dan akan berpindah ke desa lain pada waktu yang sama yakni bulan Safar. Setiap rumah akan menyajikan berbagai makanan khas dari desa tersebut untuk menyambut para tamu yang datang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun