Mohon tunggu...
Arkilaus Baho
Arkilaus Baho Mohon Tunggu... -

Kutipan Favorit: DIATAS BATU INI SAYA MELETAKAN PERADABAN ORANG PAPUA, SEKALIPUN ORANG MEMILIKI KEPANDAIAN TINGGI, AKAL BUDI DAN MARIFAT TETAPI TIDAK DAPAT MEMIMPIN BANGSA INI, BANGSA INI AKAN BANGKIT DAN MEMIMPIN DIRINYA SENDIRI.Pdt.I.S.Kijsne Wasior 25 Oktober 1925

Selanjutnya

Tutup

Politik

Panglima OPM atau Sempalan Golkar?

17 Februari 2012   18:59 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:31 767
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Disini, WWF menemukan sejumlah spesies dari Papua diantaranya burung Cenderawasih yang didatangkan secara ilegal ke pulau Jawa. Bandingkan dengan judul topik tulisan ini.

Rombongan yang di pimpin Alex Mebri bikin heboh Jakarta. Heboh karena dia mengakui diri sendiri sebagai panglima Organisasi Papua Merdeka. Nama Alex Mebri, tentu tidak tercatat dalam berbagai arsip tentang OPM. Salah satu laporan rahasia intelejen Indonesia yang bocor di Australia beberapa waktu lalu, oleh majalah tempo di muat secara detail tentang struktur komando Tentara Pembebasan Nasional Papua ( TPN ). Daftar tersebut tak ada nama orang yang mengaku OPM di Jakarta akhir-akhir ini. Bahwa sempalan atau orang-orang sisipan partai bergentayangan di Papua. Tulisan saya sebelumnya yang berjudul "Golkar Cari Muka...", ada baiknya di baca agar lebih memahami apa dibalik permainan hari ini. Setelah saya telusuri, ternyata, mereka yang datang menghadap ketua golkar dan terakhir ketemu DPR RI, sebagian dari mereka selama ini dikenal sebagai " sempalan" dan diantaranya ketua Pimpinan Kampung/ranting, semacam cabang organisasi terkecil, suatu struktur terkecil dari organisasi partai Golkar. Saya bisa bocorkan salah satunya adalah Marthen Worait, dia sebagai ketua ranting partai golkar di kabupaten Keerom yang juga ikut dalam rombongan. Tentunya, Alex Mebri juga bagian dari jaringan partai bawah tanah. Aburizal Bakrie dalam situs pribadinya, mengatakan penyerahan diri mereka itu bagian dari janjinya kepada Papua. Tokoh golkar tersebut menyambut kedatangan anggotanya dari Papua itu dengan menyatakan " Janji Saya Untuk Papua". Mungkin saja janjinya kepada mereka itu untuk masuk dan gabung pakai seragam OPM agar suatu saat pura-pura serahkan diri, agar golkar dianggap berhasil atau berpengaruh atas Papua. Fungsionaris golkar di Papua pun tahun dan kenal anggota mereka yang datang ke Jakarta ini, karena setiap ada acara partari, mereka selalu baku ketemu.

1329504034967312316
1329504034967312316
Gambar: http://icalbakrie.com/?p=1617

Papua merdeka dan Riau merdeka sejarahnya berbeda. Kalau Riau merdeka murni pentolan golkar yang sakit hati karena tidak dapat jatah kekuasaan di Jakarta, mereka kembali ke Riau lalu provokasi orang disana bikin aspirasi negara Riau di era Gusdur ( Alm). Beda sekali dengan aspirasi merdeka di Papua yang tidak lahir dari elit rakus. Maka itu, pernyataan bahwa aspirasi merdeka di Papua muncul karena kepentingan pemekaran maupun jabatan politis elit di Papua, ada kemiripan dengan ulah penguasa golkar yang bikin isu Riau merdeka. Rombongan yang menyebut diri sebagai OPM diantaranya; Daniel Butu, Markus Gobay, Kulik Huby, Nikodemus Kaunmfu, Nico Manufandu, Alex Membiri, Frarans Nien, Niken Rayamandey, Kanter Ramandey, Pdt. John Ramandey, Amos Tabuni, Marthen Waican, Tatago Yosia, dan Marthen Wrait. Sebenarnya mudah saja untuk di telusuri keberadaan dan aktivitas mereka selama ini di Papua. Anehnya lagi, biaya kedatangan rombongan ini tak sedikit. Lalu siapa dibalik aksi tersebut, sangat jelas ini rekayasa Jakarta karena sudah buntu menanggulangi aspirasi Papua. Telusur punya telusur, akhirnya ada kebocoran sedikit yang saya dapat. Rupanya, rombongan yang datang ini adalah hasil dari propaganda ketua UP4B selama bekerja di Papua. Dari penelusuran saya ke Papua, ada laporan bahwa sebelum kedatangan rombongan " OPM gadungan ". Bambang Darmono kerap bertemu dengan pentolan OPM di Papua lalu mengajak mereka menyerahkan diri. Tapi, niatnya di tolak mentah-mentah oleh OPM asli. katanya kalian mau minta apa saja kami berikan, minta pemekaran kah?, atau jabatan kepala daerah kah? kami ( UP4B ) berikan, asalkan menyerah. Provokasi murahan itulah bikin Alex Mebri tiba-tiba mengaku diri pejuang OPM, heheh, aneh bukan? Bicara soal OPM sendiri, saat ini sudah banyak pelabelan. Misal saja, soal penembakan di areal freeport selama ini, aparat sebut ulahnya sempalan OPM. Nama OPM memang menjadi pelarian yang cenderung disebut-sebut di Papua bila terjadi insiden penembakan. Setelah menuduh OPM sebagai dalang penembakan misterius di freeport, eh, tau-tau presiden direktur PT. Freeport Indonesia di sikat DPR RI karena pakai mantan jaksa marinir AL Amerika sebagai konsultan keamanan freeport. Halah, bilang saja kalau bisnis keamanan di freport yang tidak adil itu menimbulkan kecemburuan aparat militer NKRI, jadi tetap tembak-tembak supaya freeport benar-benar pakai security lokal. Keamanan freeport di setir oleh 50 orang Marinir AS yang bertugas mendesain projek keamanan perusahaan. Sedangkan aparat Militer Indonesia hanyalah penjaga keamanan luar saja. Persaingan keamanan dalam dan luar itulah yang bikin OPM sebagai tumbal karena sering di jadikan kambing hitam proyek keamanan belaka. Pemerintah melalui birokrasinya ( UP4B ) jadikan OPM sebagai tumbal, sama dengan bisnis keamanan freeport juga jadikan OPM sebagai tumbal juga. Wah, kegagalan pembangunan di Papua ujung-ujungnya cari nama OPM sebagai pelarian sampe, trada jalan lain kah? Atau memang OPM yang dijadikan tumbal selama ini sering di sebut Obet Punya Mainan? Melihat kondisi sekarang ini saya berani sebut OPM yang dimaksud adalah permainan belaka dan bukan Organisasi Papua Merdeka. Dengan penyerahan hari ini, maka sudah ada tiga kubu yang menamakan OPM menyerahkan diri. Pertama adalah kubu Messet, lalu kubu WPNA dan terakhir kubu Alex Mebri. Nick Messet melarikan diri ke luar negeri setelah mendapat represifitas dari pemerintahan orde baru. Lalu, kubu WPNA sebulan setelah di sahkannya UP4B mereka menangis di ruang menkopolhukam dan menyatakan menerima UP4B. Saat ini Alex Mebri dkk menyusul. Dari ketiga rombongan itu, hanya Nikolas Messet saja yang berhasil bertemu presiden RI. Yang lainnya dijanjikan bertemu SBY. Praktik mengadu domba rakyat Papua akhir-akhir ini, khususnya soal OPM, merupakan operasi besar yang memakan dana banyak. Proyek intelejen tersebut menyedot dana negara yang juga merupakan dana otsus. Uang untuk bangun Papua habis di tiket pesawat dan hotel karena memobilisasi orang ke Jakarta dalam jumlah yang banyak butuh biaya besar. Lalu, disaat yang bersamaan, pemerintah menyangkal diri kalau otsus gagal karena salah pengelolan. Cara devide et impera yang di pakai negara untuk menghadang perjuangan rakyat Papua nyatanya gagal total. Sudah gagal, masih di ulangi lagi? Yang pasti, fenomena penyerahan diri dari orang-orang Papua yang menamakan diri sebagai OPM merupakan trik luar biasa yang dipakai Jakarta ( pemerintah pusat ) untuk terus membangun suatu blokade kekuatan politik dalam negeri untuk menghadapi aspirasi orang Papua. Masih ingat seruan dialog rakyat Papua melalui tokoh agama kepada presiden bahwa dialog Papua harus ada penengah yang netral. Karena menolak keterlibatan pihak ke tiga ( netral/internasional ) dalam penyelesaian masalah Papua, maka itu pemerintah kembali menghidupkan OPM gadungan yang selama ini sudah mereka pelihara. Memang OPM murni ( bukan sempalan partai politik-pen) yang disebut George Adjicondro sebagai urutan kelakukan orang Papua yang ke 10 tidak mudah pakai rayuan gombal untuk mengajak menyerahkan diri. Adalah tipe Orang Papua yang Tahu, Yakin, Percaya, Berani dan Berpendirian Teguh. Maka itu, sepuluh (10) tipe orang Papua yang mengaku berjuang patut di baca agar memahami apa yang terjadi dengan sayembara OPM serahkan diri yang akhir-akhir ini, bahkan akan datang, muncul tipe-tipe pejuang Papua. " Semua orang dukung kemerdekaan Papua, tetapi ada 10 tipe Manusia Papua yang patut di ketahui ", begitulah yang di sebut penulis buku " Gurita Cikeas " ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun