Mohon tunggu...
Kuntoro Tayubi
Kuntoro Tayubi Mohon Tunggu... Journalist -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis adalah ruh, dan menebar kebaikan adalah jiwaku. Bagiku kehidupan ini berproses, karena tidak ada kesempurnaan kecuali Sang Pencipta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Upaya Tegal Tingkatkan Industri Otomotif

18 Maret 2018   15:34 Diperbarui: 18 Maret 2018   15:45 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Upaya meningkatkan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Kabupaten Tegal,  berbagai langkah dilakukan pemerintah. Salah satunya, memberikan  bimbingan teknis (bimtek) peningkatan produktifitas dan daya saing  koperasi serta UKM kepada para pelaku usaha lokal. Bimtek ini dilakukan  langsung oleh Kementerian Koperasi dan UKM selama dua hari yakni Kamis  (15/3) hingga Jumat (16/3).

Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran  Kementerian Koperasi dan UKM I Wayan Dipta mengatakan, bimtek ini sangat  penting dan strategis untuk meningkatan sumber daya manusia (SDM) UKM.  Sehingga para UKM mampu bersaing dalam pemenuhan kebutuhan komponen di  dalam negeri. Baik untuk komponen otomotif, pendukung industri otomotif,  maupun alat-alat pertanian. Dia yakin, permintaan produk otomotif ke  depan sangat besar. Permintaan akan terus berkembang sejalan dengan  pertumbuhan populasi penduduk Indonesia yang saat ini mencapai sekitar  260 juta.

"Untuk ekspor ke negara lain juga besar, jadi bukan  cuma untuk dalam negeri saja," kata Wayan Dipta, usai memberikan bimtek  kepada puluhan pelaku usaha di Desa Bengle, Kecamatan Talang, Jumat  (16/3).

Dia mengungkapkan, pada 2016 lalu, Indonesia berhasil  menjual 1,06 juta unit mobil ke wilayah Asean. Jumlah itu lebih besar  dibandingkan dengan negara tetangga. Seperti Thailand hanya 768,7 ribu  unit, Malasia 580,1 ribu unit, Philipina 359,5 ribu unit, dan Vietnam  hanya 270,8 ribu unit.

"Target 2018 ini, Indonesia harus mampu ekspor sebanyak 2,2 juta unit," ujarnya.

Berbeda  dengan alat dan mesin pertanian (alsintan) yang impor hingga mencapai  65 persen. Wayan tak menampik, besarnya impor ini karena harga produk  impor lebih murah 15 persen hingga 25 persen dari produk lokal.  Perbedaan harga ini disinyalir karena produk impor berasal dari bahan  baku yang efisien dan murah. Sedangkan produsen lokal masih sulit  mencari bahan baku seperti besi, baja, karet dan aluminium paduan.

"Peningkatan  produk impor ini harus kita sikapi bersama. Caranya, dengan  meningkatkan sinergitas antar lembaga dalam upaya mendorong kemampuan  UKM di bidang komponen," imbuhnya.

Kepala Dinas Perdagangan  Koperasi dan UKM Kabupaten Tegal Suspriyanti melalui Kepala Bidang  Koperasi Sagitarina yang hadir dalam acara itu berharap para pelaku UKM  dan koperasi di wilayah binaannya mampu meningkatkan produksinya.  Sehingga bisa lebih berkembang dan memiliki daya saing serta mampu  membangkitkan kembali istilah Tegal sebagai Jepangnya Indonesia. Dirinya  tak pungkiri, pertumbuhan industri otomotif di Kabupaten Tegal semakin  meningkat.

"Saat ini, jumlah pelaku usaha di Kabupaten Tegal sebanyak 2.192 orang. Itu khusus di bidang otomotif," sambungnya. 

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun