Banyak juga mahasiswa yang ngopi karena terkena dampak dari film filosofi kopi yang sukses menarik banyak penonton. Kebanyakan mereka yang ngopi hanya sekedar ingin terlihat keren, mengikuti zaman, dan sebatas gaya hidup. Esensi dari ngopi ini perlahan memudar seiring dengan menurunnya intensitas diskusi di warung kopi.
Padahal sebagai ruang publik alternatif, warung kopi dan kebiasaan ngopi ini idealnya dijadikan sebagai tempat pembelajaran kedua selain kampus. Intensitas nongkrong biasa sambil berchanda maupun sebagai tempat pacaran harusnya diimbangi dengan menjadikan ngopi sebagai rutinitas yang mendidik dan berpengetahuan. Jika aktivitas di warung kopi sudah disorientasi, maka tak ada harapan lagi bagi mahasiswa yang memiliki identitas dan tanggung-jawab sosial untuk merubah atau penengah dari kebijakan pemerintah yang keliru.
Harus diluruskan kembali bahwa, ngopi bukanlah aktivitas tetapi beraktivitaslah di warung kopi. Karena tidak sedikit juga mahasiswa pada umumnya menjadikan ngopi sebagai aktivitas yang itu tidak memiliki tujuan yang jelas dan hanya menghambur-hamburkan uang semata.
Arjun maida
22-02-2021