Mohon tunggu...
ariyanto temba
ariyanto temba Mohon Tunggu... -

jurnalis warga bulukumba

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Hingga Agustus, Kematian Ibu Melahirkan di Bulukumba Sudah 10 Orang

30 Agustus 2014   20:54 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:04 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

BULUKUMBA—Jumlah kematian ibu melahirkan di Bulukumba sudah mencapai 10 orang. Menurut Bidan Koordinator Sherly Suherman, hal ini sangat mengkhawatirkan pihak puskesmas. “Tahun lalu kematian ibu melahirkan mencapai 11 orang. Sedangkan tahun ini, masih bulan Agustus kematian sudah 10 orang,” kata Sherly, Selasa (19/08).

Sherly mengatakan, masih tingginya angka kematian ibu melahirkan di Kabupaten Bulukumba merupakan salah satu tantangan tersendiri bagi instansi kesehatan. Sebab, Bulukumba menjadi salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan yang menyumbang angka kematian ibu melahirkan paling banyak.

Menurut Sherly, ada 3 tahapan proses dalam persalinan yakni hamil, melahirkan dan nifas. Namun menurut Sherly, kematian yang yang terjadi paling banyak terjadi saat proses persalinan.Sementara penyebab kematian itu sendiri, paling banyak disebabkan kesalahan yang disebut 3T, yakni Terlambat Mengambil Keputusan, Terlambat Memanggil Petugas Kesehatan, dan Terlambat Mendapatkan Pelayanan.

Biasanya, 3T disebabkan oleh pihak keluarga yang terlambat memanggil petugas kesehatan, terlambat mengambil keputusan dalam hal merujuk ke rumah sakit karena kesulitan transportasi, atau terlambat mendapatkan pelayanan dari petugas kesehatan.

Untuk itu, ia melanjutkan, saat ini pihak puskesmas sedang berupaya mencegah agar kematian ibu melahirkan tidak terjadi lagi. (ARIYANTO TEMBA)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun