Khaul adalah istilah yang sering digunakan dalam konteks peringatan atau perayaan yang dilakukan setahun setelah suatu peristiwa penting, terutama dalam tradisi Islam. Istilah ini sering dikaitkan dengan peringatan kematian seseorang, di mana keluarga dan kerabat mengadakan acara untuk mengenang dan mendoakan almarhum. Menurut ulama tradisional, khaul adalah bentuk penghormatan dan doa untuk orang yang telah meninggal. Acara ini dianggap sebagai bagian dari tradisi yang baik (urf) selama tidak bertentangan dengan syariat Islam. Mereka berpendapat bahwa khaul dapat menjadi sarana untuk mengingatkan orang hidup tentang kematian dan pentingnya beramal saleh.Â
Di Indonesia khaul adalah bagian dari tradisi Islam dan budaya lokal masyarakat, terutama untuk mengenang dan menghormati tokoh-tokoh penting, seperti ulama, pemimpin spiritual, atau pendiri organisasi keagamaan. Khaul berasal dari tradisi Islam, khususnya dalam konteks memperingati kematian seseorang. Kata "khaul" sendiri berasal dari bahasa Arab () yang berarti "setahun". Peringatan ini biasanya dilakukan setahun setelah kematian seseorang dan diulang setiap tahun. Praktik ini awalnya berkembang di Timur Tengah dan kemudian menyebar ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia, melalui para ulama dan pedagang Muslim.
Di organisasi kemasyarakatan manapun, khaul menjadi kegiatan tahunan wajib seperti halnya dalam Syarikat Islam. Tahun ini bertepatan dengan hari ahad, 9 Maret 2025 DPC Syarikat Islam Kabupaten Banjarnegara akan menyelenggarakan di komplek MTs Cokroaminoto Lebakwangi ba'da ashar. Dalam pelaksanaannya tentu akan diwarnai dengan beragam acara seperti sarasehan sejarah HOS Tjokroaminoto yang akan disampaikan oleh Bapak Heni Purwono, S.Pd., M.Pd dan H. Anton Zaeni Noor, M.Si yang tentunya akan napak tilas sosok guru bangsa yang mengagungkan sosialisme Islam itu serta pengaruhnya terhadap pergerakan kemerdekaan pribadi dan bangsa yang dalam sejarahnya melahirkan jutaan pengikut Syarikat Islam salah satunya Ir. Soekarno yang kita kenal sebagai presiden Indonesia pertama sebagai hasil didikan indekos HOS Tjokroaminoto.
Selain luar biasa dalam menyadarkan perbudakan serta penjajahan Belanda, dalam bidang pendidikan beliau juga telah menelurkan konsep pendidikan yang visioner bernama Moeslim Nationaal Onderwijs atau MNO yang berarti Pendidikan Nasional Kaum Muslimin yang merupakan konsep Islamisasi ilmu pengetahuan dengan menggunakan worldview of Islam atau falsafah hidup Islam. Lebih ringkasnya MNO berarti pembelajaran yang penuh dengan ruh Islam sejati, sehingga anak-anak dan pemuda-pemudi yang ada di dalamnya tidak hanya diajar dan dididik menjadi orang terpelajar dan berada, tetapi terlebih menjadi muslim sejati yang terpelajar dan beradab. Ketiganya terangkum dalam tiga tahap yakni Tahap pertama (Lager Onderwijs), Langkah kedua (Middelbaar Onderwijs) dan langkah ketiga (Hoger Onderwijs).
Pada akhirnya konsep MNO jika dijabarkan lebih rinci akan menjawab beragam pertanyaan tentang pemikiran Barat seperti sekularisme, liberalisme, pluralisme, feminisme, relativisme, nihilisme, dan semacamnya yang didominasi kebendaan atau material dengan cara mendasarkan pada nilai-nilai keislaman. Kesimpulannya HOS Tjokroaminoto ingin kita sebagai manusia selayaknya sebagai insan kamil bukan hanya baik pemikirannya tetapi juga benar secara dasar dan nilai moral yang dianugerahkan Tuhan dengan akalnya.
Apa yang penulis ceritakan merupakan harapan sekaligus mengingatkan kembali bahwa Syarikat Islam sendiri telah mempunyai konsep pendidikan yang sangat visioner dan berlaku sepanjang hayat. Sekarang sudah menjadi tugas kita dalam kegiatan Khaul HOS Tjokroaminoto ini bukan hanya sekedar peringatan tentang jasa dan perjuangannya semata sebagai guru bangsa namun juga kembali membringaskan konsep Moeslim Nationaal Onderwijs yang sangat luar biasa tersebut ke dalam aspek pendidikan bangsa.
Hal yang sama lahir dari diskusi penulis dengan rekan sejawat yang berharap Syarikat Islam kembali menujukkan taringnya dengan gebrakan-gebrakan modern dan gerakan sepandai-pandai siyasahnya yang lebih eksis lagi di daerah-daerah yang menjadi basis gerakan Syarikat Islam termasuk di kabupaten Banjarnegara dengan banyaknya organisasi serumpun dan lembaga pendidikan Cokroaminoto di dalamnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI