Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Diplomat - Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Penulis beberapa buku antara lain Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. Twitter: @arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hi Roy

27 Maret 2011   04:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:24 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13011998491354569096

Sudah lama rasanya tidak mendengar sapaan “Hi Roy” di berbagai postingan milis atau blog. Namun kemarin sore, mendadak saya teringat kembali akan panggilan yang pernah populer di tahun 2005-2006 tersebut ketika membaca kicauan di Twitter dan berita di internet ataupun Koran cetak mengenai diusirnya anggota DPR RI KRMT Roy Suryo Notodiprojo dari pesawat Lion Air yang akan menuju Yogyakarta (seperti judul berita Koran Tempo hari ini (27/03) “Roy Suryo Diusir dari Pesawat”).

Menurut Priyadi, sapaan “Hi Roy” pertama kali muncul dan populer di mailing list telematika setelah Roy Suryo, yang oleh media diberi julukan sebagai pakar telematika, menyerang pribadi-pribadi penghuni mailing list tersebut yang tidak sependapat dengan metode yang digunakannya untuk menyelidiki masalah keaslian foto seorang aktris.

Dari mailing list, kepopuleran “Hi Roy” melebar ke lingkungan blogger. Masih menurut Priyadi, karena hampir tidak ada blogger yang mendukung Roy Suryo, Roy kemudian mengambil sikap “memusuhi” blog. Bahkan pada beberapa kesempatan, Roy Suryo mengeluarkan pernyataan untuk tidak mudah percaya kepada situs-situs yang ‘tidak jelas’ seperti blog. Perseteruan semakin meruncing ketika seperti diberitakan disini, ia mengatakan blogger adalah tukang tipu.

Mengenai pernyataan Roy Suryo tentang blog sendiri, saya teringat akan ucapan beliau yang cukup fenomenal yaitu bahwa blog di Indonesia hanya merupakan trend sesaat. Kini setelah beberapa tahun berlalu, pernyataan tersebut ternyata tidak terbukti. Blog di Indonesia masih tetap hidup, meski tersaingi microblogging seperti Facebook dan Twitter. Bahkan blog-blog keroyokan seperti bloggerbekasi.com dan kompasiana.com terus tumbuh dan berkembang.

Seiring berjalannya waktu, kepopularan sapaan “Hi Roy” di dunia maya ternyata tidak sendirian. Sapaan “Hi Roy” juga diikuti oleh penggunaan istilah “metadata”, suatu metode yang sering diungkapkan Roy Suryo dalam menganalis keaslian suatu foto digital. Karena sering diucapkan, istilah metadata pun kemudian menjadi populer dan sering dihubungkan dengan ‘pembuktian’.

Nah karena akhirnya ngomongin “metadata” eh “pembuktian”, tiba-tiba saya ingin mengusulkan kepada Roy Suryo agar tidak perlu repot-repot membuat pernyataan yang menyalahkan pihak lain, mendingan difoto saja boarding pass bapak dan istri, kemudian tunjukkan ke publik.Buktikan bahwa kicauan @ernestprakasa di Twitter *jreng2* tiket Roy Suryo a/ u/ flight jam 7.45, bukan 6.15. Tapi dia kekeuh ga mo turun, pk bw2 nama dir.Lion Air,"adalah tidak benar.  Jreng-jreng urusan selesai.

Akhirnya (lagi), tanpa berkepanjangan, saya hanya ingin bilang “Hi Roy”

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun