Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Penulis, Pemerhati hubungan internasional, sosial budaya, kuliner, travel, film dan olahraga

Pemerhati hubungan internasional, penulis buku Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. http://kompasiana.com/arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ikhtiar Mengubah Perilaku Konsumtif Melalui Gerakan Pegadaian MengEMASkan Indonesia

28 September 2025   07:25 Diperbarui: 28 September 2025   07:25 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Diam Adalah Emas.  (Sumber: Olah AI oleh Aris Heru Utomo)

Mengubah Mindset

Harus diakui gerakan Pegadaian mengEMASkan Indonesia bukan sekadar produk keuangan, melainkan ajakan atau ikhtiar untuk mengubah kebiasaan. Dari perilaku konsumtif menuju perilaku produktif. Dari budaya "hari ini habis untuk hari ini" menuju kesadaran menyiapkan masa depan.

Gerakan menabung emas yang diluncurkan Pegadaian menawarkan cara sederhana tetapi berdampak besar. Ia membentuk kedisiplinan baru yaitu menabung tanpa terasa berat, karena dilakukan secara kecil, konsisten, dan syariah. Dari sini lahir pola pikir bahwa keberhasilan finansial bukan hasil instan, melainkan buah kesabaran.

Bayangkan bila kebiasaan ini meluas. Jika jutaan masyarakat menabung emas sedikit demi sedikit, maka secara kolektif bangsa ini memiliki fondasi ekonomi yang lebih kuat. Kemandirian finansial masyarakat akan menopang ketahanan ekonomi nasional di era digital.

Di era digital ini, banyak orang terjebak dalam budaya pamer. Segala pencapaian harus dipublikasikan. Paradigma itu berlawanan dengan filosofi emas yaitu diam, konsisten, dan bekerja dalam diam. Gerakan Pegadaian MengEMASkan Indonesia justru menghadirkan alternatif. Ia menekankan pentingnya diam-diam produktif, sabar menunggu hasil, dan membiarkan waktu yang menunjukkan nilainya.

Pegadaian dengan tepat menempatkan emas sebagai instrumen rakyat. Tidak elitis, tetapi dapat dijangkau semua kalangan. Bukan sekadar barang mewah, melainkan alat perencanaan hidup yaitu untuk pendidikan, rumah, pensiun, bahkan ibadah haji.

Dalam perkembangannya di masa mendatang, mengemaskan Indonesia semestinya dipahami bukan hanya sebagai gerakan dari Pegadaian, tetapi sebagai gerakan bersama. Di tengah tantangan ketidakpastian global, masyarakat perlu memiliki tabungan yang tahan krisis. Emas menawarkan itu.

Bila pepatah "diam adalah emas" dahulu sebatas nasihat moral, kini ia menjelma menjadi strategi kolektif membangun daya tahan bangsa. Dengan diam menabung emas, kita sesungguhnya tengah membangun ketahanan finansial keluarga sekaligus memberi kontribusi bagi stabilitas nasional.

Penutup

Pada akhirnya, masa depan bukan hanya milik mereka yang fasih berbicara, tetapi juga mereka yang diam-diam konsisten membangun fondasi finansial. Menabung emas melalui Pegadaian merupakan salah satu cara sederhana untuk menata masa depan pribadi sekaligus menguatkan fondasi bangsa.

Gerakan Pegadaian MengEMASkan Indonesia mengingatkan kita bahwa ada saatnya diam bukan sekadar kebajikan, melainkan juga strategi. Diam menabung emas hari ini, untuk Indonesia yang lebih kuat esok hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun