Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Penulis, Pemerhati hubungan internasional, sosial budaya, kuliner, travel, film dan olahraga

Pemerhati hubungan internasional, penulis buku Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. http://kompasiana.com/arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Selamat Jalan Bi Yayang, Penjaga Harmoni Tari dan Nilai Pancasila

12 September 2025   06:33 Diperbarui: 12 September 2025   06:44 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis bersama Irawati Durban di TMII tahun 2023, Sumber: Dokpri Aris Heru Utomo

Lahir di Bandung pada 22 Mei 1943, Irawati Durban Ardjo sejak kecil telah menekuni seni tari. Baginya, tari tidak semata pertunjukan, melainkan sarana untuk menanamkan nilai-nilai luhur, termasuk Pancasila.

Ia kerap menegaskan bahwa pembinaan karakter generasi penerus bangsa dapat dilakukan melalui pelestarian seni tari. Tari Merak Sunda yang menjadi ikon kreasi Jawa Barat, menurutnya, tidak sekadar warisan etnis, tetapi juga benteng tradisi untuk menghadapi arus budaya global yang mereduksi nilai luhur bangsa.

Irawati percaya bahwa makna Tari Merak tidak hanya bisa disampaikan lewat panggung tradisional, tetapi juga dapat dikembangkan ke dunia digital. Dengan cara itu, seni tari tetap hidup, relevan, dan bisa menjangkau generasi baru.

Warisan Abadi

Kepergian Irawati Durban Ardjo meninggalkan duka, sekaligus amanat. Karya dan pemikirannya mengingatkan bahwa seni tradisi tidak boleh dipandang sebelah mata. Ia adalah jembatan antara kekayaan budaya Nusantara dengan nilai-nilai kebangsaan yang terkandung dalam Pancasila.

Selamat jalan, Bi Yayang. Indonesia berterima kasih atas dedikasi, ketekunan, dan cinta yang telah Ibu wariskan melalui tarian yang anggun dan abadi. ****

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun