Lahir di Bandung pada 22 Mei 1943, Irawati Durban Ardjo sejak kecil telah menekuni seni tari. Baginya, tari tidak semata pertunjukan, melainkan sarana untuk menanamkan nilai-nilai luhur, termasuk Pancasila.
Ia kerap menegaskan bahwa pembinaan karakter generasi penerus bangsa dapat dilakukan melalui pelestarian seni tari. Tari Merak Sunda yang menjadi ikon kreasi Jawa Barat, menurutnya, tidak sekadar warisan etnis, tetapi juga benteng tradisi untuk menghadapi arus budaya global yang mereduksi nilai luhur bangsa.
Irawati percaya bahwa makna Tari Merak tidak hanya bisa disampaikan lewat panggung tradisional, tetapi juga dapat dikembangkan ke dunia digital. Dengan cara itu, seni tari tetap hidup, relevan, dan bisa menjangkau generasi baru.
Warisan Abadi
Kepergian Irawati Durban Ardjo meninggalkan duka, sekaligus amanat. Karya dan pemikirannya mengingatkan bahwa seni tradisi tidak boleh dipandang sebelah mata. Ia adalah jembatan antara kekayaan budaya Nusantara dengan nilai-nilai kebangsaan yang terkandung dalam Pancasila.
Selamat jalan, Bi Yayang. Indonesia berterima kasih atas dedikasi, ketekunan, dan cinta yang telah Ibu wariskan melalui tarian yang anggun dan abadi. ****
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI