Di tengah keriuhan dunia politik tanah air, dunia seni Indonesia kehilangan salah satu maestro besar. Irawati Durban Ardjo, Maestro Tari Sunda dan penerima penghargaan Ikon Pancasila tahun 2019, meninggal dunia pada Rabu malam (10/9/2025) pukul 22.55 WIB di usia 82 tahun.
Kabar duka ini pertama kali tersiar melalui akun Facebook pribadi almarhumah. "Selamat jalan Maestro Tari Irawati Durban. Semoga amal dan ibadah almarhumah diterima di sisi Allah SWT," demikian tertulis dalam unggahan tersebut.
Tak lama berselang, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyampaikan duka mendalam melalui akun Instagram resminya. BPIP mengenang Irawati Durban sebagai Ikon Prestasi Pancasila tahun 2019, penari legendaris Indonesia, dan maestro Tari Merak Sunda.
"Kepergian beliau merupakan kehilangan besar bagi bangsa Indonesia. Semasa hidupnya, sosok Irawati telah memberikan dedikasi luar biasa dalam bidang seni dan budaya, serta menjadi inspirasi dalam pengamalan nilai-nilai luhur Pancasila," tulis BPIP.
Doa pun dipanjatkan agar almarhumah husnul khatimah, mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa, serta keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan dan ketabahan.
Maestro yang Rendah Hati
Sebagai sosok maestro tari legendaris, Irawati Durban Ardjo, di kalangan dekatnya akrab disapa Bi Yayang, selalu tampil sederhana, santun, dan lemah lembut dengan gaya khas Sundanya. Meski berpengaruh besar dalam perkembangan tari Sunda modern, ia tetap membumi.
Kenangan itu terasa saat pertama kali saya menghubunginya untuk Konser Kita Pancasila di TVRI, Oktober 2019. Tanpa ragu, ia langsung menyanggupi permintaan tampil, bahkan tanpa menanyakan soal honor. Dalam konser tersebut, Irawati menyusun sendiri koreografi fragmen tari klasik Indonesia yang menggambarkan kedamaian, kerusuhan, lalu kembali damai. Sebuah fragmen tari yang menggambarkan suasana Indonesia saat ini.
Dengan apik, ia menggabungkan beragam tari klasik dari berbagai daerah: seperti tari kupu-kupu dari tanah Sunda, tari topeng Cirebon, tari Rantak dari Sumatera Barat, lima gadis Jawa pembawa bendera merah putih yang mendeklarasikan Sumpah Pemuda 1928, hingga ditutup dengan tari giring-giring dari Kalimantan.
Pertemuan lain terjadi pada Hari Anak Nasional 2023 di Sasono Langen Budaya, Taman Mini Indonesia Indah. Irawati hadir bersama para penarinya. Kami berbincang singkat, berfoto bersama, dan lagi-lagi, saya merasakan kehangatan sosok ibu yang ngemong anak-anaknya sekaligus ketekunan seniman yang tidak pernah lelah berkarya.
Tari sebagai Jalan Pengabdian