Mohon tunggu...
Aris Dwi Nugroho
Aris Dwi Nugroho Mohon Tunggu... Dosen - Seseorang yang selalu ingin menjadi pembelajar sejati untuk menggapai kebahagiaan hakiki.

Email: anugrah1983@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hidup Indah dengan Keberkahan

9 Juni 2017   09:18 Diperbarui: 9 Juni 2017   09:28 632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kita sebagai manusia yang tersusun dari dimensi jasmani dan ruhani, tentunya di dalam menjalani kehidupan di dunia ini memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi, baik kebutuhan untuk dimensi jasmani, ataupun kebutuhan untuk dimensi ruhaninya. Islam mengajarkan umatnya untuk hidup seimbang antara memenuhi kebutuhan dunia dan akhirat, antara memenuhi kebutuhan jasmani dan ruhani, atau antara kebutuhan material dan spiritual.

Rezeki yang berupa materi merupakan salah satu alat pemenuhan kebutuhan yang harus kita cari dengan segala bekal potensi yang telah Allah SWT karuniakan kepada kita. Dengan kemampuan kita, baik yang berupa kemampuan fisik, maupun yang berupa kemampuan psikis (intelektual), kita dapat melakukan berbagai aktifitas untuk mendapatkan materi. Sebut saja aktifitas tersebut adalah bekerja, menjalani profesi dalam berbagai bidang.

Dalam proses mendapatkan materi dengan berbagai usaha kita, tidak serta merta hanya materi yang menjadi tujuan utamanya. Nilai keberkahan dari materi tersebut pun sangat perlu diperhatikan. Hal ini merupakan perwujudan keseimbangan perhatian kita terhadap dunia dan akhirat, jasmani dan ruhani, material dan spiritual kita.

Istilah keberkahan memiliki kata dasar "berkah", yang dalam bahasa Arab al-barakah. Secara ilmu bahasa, al-barakah, berarti berkembang, bertambah dan kebahagian. Imam An-Nawawi rahimahullah berkata : "Asal makna keberkahan ialah kebaikan yang banyak dan abadi". Dengan demikian, materi yang berkah adalah materi yang dapat mendatangkan banyak kebaikan dan kebahagiaan yang sifatnya tidak hanya sementara.

Keberkahan materi yang kita cari sangat penting, karena akan membawa kepada ketenteraman/ketenangan jiwa dalam menjalani kehidupan ini, tidak membuat kita semakin jauh dengan Allah SWT., tetapi akan semakin mendekatkan kita kepada Allah SWT. Selain itu, dengan keberkahan akan mencegah kita bersikap sombong, tamak, dan semakin menjadikan kita tunduk kepada Sang Pemberi rezeki.

Untuk apa kita mendapatkan materi sesuai yang kita inginkan, namun jiwa tidak merasakan ketenteraman/ketenangan dalam menjalani kehidupan ini, membuat kita semakin jauh dari Allah SWT, bersikap sombong dan selalu merasa kurang dengan materi yang diperolehnya. Dengan demikian, carilah materi, namun jangan lupakan keberkahannya.

Tentunya setiap orang mendambakan keberkahan selalu meliputi materi yang mereka miliki. Betapa tidak, memiliki materi sesuai dengan yang diinginkan, kemudian dengan materi tersebut jiwa merasakan ketenteraman/ketenangan. Dengan materi tersebut dapat mendatangkan dan melakukan banyak kebaikan yang dilandasi oleh kepatuhan dan tunduk kepada Sang Pemberi materi, sehingga dengan hal itu akan semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT. Kebahagiaan hakiki semacam itu akan selalu meliputi setiap langkah kehidupan ini. Dengan demikian, kehidupan akan terasa sangat indah dengan keberkahan.

Untuk mendapatkan keberkahan dari materi yang kita peroleh, hendaklah kita memperhatikan sebuah ayat di dalam al-Qur'an yang artinya lebih kurang sebagai berikut:

"Andaikata penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka keberkahan dari langit dan bumi. Tetapi, mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya" [Al-A'raf/7 : 96]

Ayat tersebut di atas dengan tegas menyatakan bahwa syarat untuk mendapatkan keberkahan dalam kehidupan ini (termasuk keberkahan pada materi yang kita peroleh) adalah iman dan takwa kepada Allah SWT. Untuk meraih keberkahan materi, hendaklah iman dan takwa harus selalu menjadi ruh dari setiap proses usaha kita untuk mendapatkan materi. Menghadirkan dan melibatkan Allah SWT di setiap langkah dan proses mendapatkan materi, yang di antara perwujudanya adalah mendapatkan materi dengan cara-cara dan sikap yang tentunya mencerminkan keimanan dan ketakwaan. Tidak dengan cara yang dilarang oleh Allah SWT., tidak merugikan orang lain, tidak melakukan kecurangan, dan lain sebagainya yang tidak sesuai dengan aturan-aturan yang telah Allah SWT tetapkan.

Jangan mengrobankan ketenteraman/ketenangan jiwa, hanya untuk sekedar mendapatkan materi yang tidak ada keberkahan di dalamnya. Jangan mengorbankan kebahagiaan hakiki dalam kehidupan ini, hanya untuk mendapatkan materi semata. Berbagai cara dilakukan hanya sekedar mengejar materi, tanpa memperhatikan nilai-nilai keberkahan di dalamnya, sehingga akan semakin menjauhkan diri dari kebaikan dalam kehidupan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun