Sekitar pukul 01.00 dinihari, kami berangkat menuju ke basecamp pendakian Gunung Sikendil yang berlokasi di Jl. Tambi, Sibajag, Kecamatan Candiroto, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.
Komunitas Pendaki Gunung GKJ Sidomukti Salatiga terbentuk secara informal. Hanyalah kumpulan jemaat yang memiliki minat yang sama, yaitu mendaki gunung. Â
Mendaki gunung bukanlah suatu ajang perlombaan. Bukan tentang siapa yang lebih cepat mencapai puncak. Namun bagaimana kita bisa menaklukkan ego kita sendiri. Tujuan utama pendakian gunung bukan sekedar mencapai puncak, namun juga bisa kembali turun dalam keadaan selamat.
Mendaki gunung adalah olahraga ekstrem yang lekat dengan unsur petualangan dan resiko. Aktivitas ini menguji batas fisik, mental dan emosional, karena selama pendakian kita bisa mengalami ketidakpastian maupun medan asing. Setiap keputusan berpotensi menimbulkan dampak, bisa positif maupun negatif.
Mengutip perkataan Fiersa Besari, produser Ekspedisi Atap Negeri, di channel Youtube-nya; "Kita adalah pemula di gunung yang belum pernah kita daki sebelumnya."
Ketika sampai di tujuan, kami sempat istirahat sebentar di dalam basecamp yang tak ada penjaganya. Suhu udara di dalam ruangan cukup dingin sampai 12 derajat Celsius. Ini mungkin yang menyebabkan petugas basecamp malas untuk bangun dan menyambut kami.Â
Sekitar pukul 04:40 pendakian kami kepuncak Sikendil pun dimulai. Setelah memasuki perkampungan. Kemudian trek berbatu menurun ditengah ladang penduduk, lalu berganti jalan setapak menanjak.Â
Trekking ke puncak Sikendil menjelang sunrise sungguh menyuguhkan panorama alam sangat mempesona. Mentari pagi di ufuk timur menyemburkan cahaya keemasan.Â
Di kejauhan Gunung Merbabu dan Merapi terlihat puncaknya. Sedangkan ketika kami menoleh ke belakang, Gunung Sindoro terlihat sangat dekat, indah sekali.