Es Krim, jajanan primadona anak-anak distrik Wondama
Melihat keindahan alam Papua dari video dan gambar di sosial media, selalu membuat harapan ada jatah Tuhan untuk kaki saya melangkah di tanah kaya raya ini. Pada akhirnya, harapan itu terkabulkan lewat malaikat tanpa sayap "sahabat" saya sendiri dengan jalan projek master plane X selama dua pekan di Kab. Wondama. Tentu tidak perlu berfikir panjang, pasti saya jawab iya.
perjalanan cukup panjang dari Yogyakarta, transit Makasar, kemudian Sorong dan sampailah ke Manokwari. setelah sampai di Manokwari, perjalanan belum usai, karena kami harus naik kapal Bahari kurang lebih 5 jam menuju Kab. Wondama.
pertama kali yang selalu membuat terkesan hingga saat ini, "senyum masyarakat Wondama, selalu nampak tulus dimata saya, hingga hari ini sudah 5 tahun perjalanan ini berlangsung, saya merindukan dan menjadi bagian perjlanan indah saya".
pada suatu siang saya bermain ke dermaga distrik, ada segerombolan anak-anak bermain disana, kebetulan saya bawa satu bungkus roti kelapa Roma, sebelumnya jajanan di sini harganya lebih dari 2x lipat, jadi tidak begitu banyak nyemil, hemat, heheh. Lalu saya bagikan jajanan itu ke mereka dan terjadilah perbinjangan dengan anak-anak tersebut. sebagian sudah sekolah dan sebagiannya belum, cita-cita mereka ingin jadi pendeta, katanya ingin berbakti kepada Tuhan.
"Wah anak kecil di pulau ujung, cita-citanya ke arah spiritual, saya pikir akan dijawab, jadi dokter, TNI, pengusaha tambah atau jadi PNS," batin saya.
Kenapa anak-anak ini main di dermaga? biasanya mereka akan menunggu orang jualan dari kapal, karena jajanannya beraneka ragam, yang paling sering mereka tunggu adalah es krim (karena distrik ini belum ada kulkas), harga es krim AICE saat di Jawa 2000 disana harganya 20.000. Karena es krim adalah primadona anak-anak yang tinggal d distrik-distrik dalam, menjadikan pedagang akan membawa stok cukup banyak di kapal.Â
Apakah anak-anak tidak bosen jajan es krim? tidak, karena kapal jalan 2x seminggu itupun jika cuaca laut bagus, jika kurang bagus maka jadwal akan ditunda. Sehingga paling tidak anak-anak bisa menikmati aneka es krim dan jajanan seminggu 2x dengan jam-jam tertentu. jadi sudah menjadi pemandangan umum, ketika ada jadwal kapal berlabuh, maka anak-anak dengan uangnya 50.000 dan 100.000 akan antri panjang di pinggir dermaga.