Sarapan (breakfast) seolah menjadi hal yang berkaitan erat dengan aktivitas seseorang sehari-hari. Sarapan (breakfast) sebaiknya dilakukan seseorang sebelum memulai aktivitas harian. Sebagian besar orang mungkin sudah memulai aktivitas harian mereka pada pagi hari dan mengakhirinya pada malam hari. Sebagian yang lain, mungkin baru memulainya pada siang hari dan mengakhirinya pada tengah malam. Dan, sebagian yang lain bahkan baru memulainya pada sore hari dan baru mengakhirinya pada pagi hari. Hal ini sangat berkaitan erat dengan profesi mereka.
Seperti diketahui banyak orang, sarapan (breakfast) dilakukan seseorang pada pagi hari. Pada siang hari, kemudian dikenal dengan makan siang (lunch) dan makan malam (dinner) yang dilakukan pada malam hari. Namun benarkah demikian?
Sebenarnya, secara etimologi atau akar kata, breakfast berasal dari dua kata dalam Bahasa Inggris yakitu break yang berarti memutus, dan fast yang berarti puasa (puasa: selama tidur, tubuh manusia selama beberapa jam tidak makan dan tidak minum apapun). Jadi sebenarnya, breakfast bisa dimaknai sebagai aktivitas makan pertama kali untuk memutuskan puasa kita setelah beberapa jam tertidur. Dari pengertian secara etimologi ini sebenarnya bisa ditarik kesimpulan bahwa waktu untuk melakukan sarapan tidak harus dilakukan pada pagi hari, bergantung pada ritme aktivitas seseorang itu sendiri, bisa jadi seseorang baru bangun tidur pada siang hari, sore hari, atau bahkan malam hari, dan aktivitas makan pertama kali pasca bangun tidur ini harusnya juga disebut sarapan meskipun bukan di pagi hari.
Dengan berbagai macam alasan, tak jarang seseorang melewatkan sarapan mereka. Padahal, sarapan memiliki banyak manfaat tidak hanya untuk tubuh seseorang, tetapi juga untuk mood seseorang untuk menjalankan aktivitas mereka sepanjang hari. Hal tersebut diungkapkan Peneliti dan Asisten Laboratorium, Departemen Nutrisi Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Dominikus Raditya Atmaka, dalam acara Nangkring Kompasiana, Sarapan Seru KFC, yang berlangsung di KFC UGM, JL. SIMANJUNTAK NO. 73 Yogyakarta, Sabtu, 6 Mei 2017.
Dominikus memaparkan sarapan banyak memiliki manfaat untuk kesehatan tubuh seseorang, di antaranya seseorang akan:
- Memiliki tubuh yang lebih bertenaga dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari.
- Memiliki bentuk tubuh yang ideal. Kondisi sebaliknya akan terjadi pada mereka yang melewatkan sarapan. Orang yang tidak sarapan cenderung merasa lapar saat beraktivitas sehingga mereka akan memakan snack atau camilan yang banyak mengandung gula, garam, minyak, dan karbohidrat. Kondisi perut mereka yang kosong ini menyebabkan mereka akan makan dalam porsi yang cukup banyak sehingga akan mengalami obesitas. Selain tidak sehat, kondisi ini juga menyebabkan seseorang menjadi lebih boros karena mereka cenderung akan membeli snack atau camilan yang tidak seharusnya.
- Terhindar dari diabetes, karena memiliki kadar gula dalam darah yang stabil. Orang yang melewatkan sarapan cenderung memiliki kadar gula dalam darah yang tinggi karena resistensi insulin mereka mudah naik dan mudah turun.
- Memiliki tekanan darah stabil yang berdampak pada perasaan yang tenang dan tidak mudah marah.
- Terhindar dari resiko penyakit jantung.
Selain itu, Dominikus juga memaparkan bahwa sarapan memiliki manfaat positif bagi moodatau kondisi psikologi seseorang, yakni seseorang akan:
- Merasa lebih bahagia.
- Merasa lebih tenang.
- Tidak mudah marah.
- Merasa lebih fokus dalam menjalankan aktivitas harian mereka seperti bekerja, belajar, dan berfikir.
- Memiliki ide dan kreatifitas yang lebih cemerlang.
Kondisi sebaliknya dialami mereka yang melewatkan sarapan.
Dari paparan di atas, sarapan ternyata sangat baik untuk kesehatan tubuh maupun kesehatan psikologi seseorang. Ini berarti, sarapan merupakan investasi harian seseorang, bukan hanya untuk investasi aktivitas harian seseorang, tetapi juga investasi untuk meraih kesuksesan dalam karier mereka, maupun dalam menjalin hubungan dengan sesama manusia karena mood positif yang diperoleh mereka dari sarapan.
Sementara itu, untuk kebutuhan gizi yang dikonsumsi seseorang, Dominikus memaparkan sebaiknya disesuaikan dengan aktivitas harian seseorang. Kebutuhan gizi untuk fitnes mania misalnya, pasti berbeda dengan kebutuhan gizi untuk pekerja kantoran biasa. Namun demikian, Dominikus lebih menekankan pada sarapan yang memiliki gizi seimbang, seperti tercukupinya jumlah karbohidrat, serat, kalori, protein, vitamin dan lain-lain.
Sayangnya, saat ini sebagian besar orang tidak memiliki waktu untuk menyiapkan sarapan sendiri sehingga memilih untuk membeli sarapan. Namun di sisi lain, mereka juga merasa khawatir dengan asupan gizi yang mereka konsumsi dari sarapan yang mereka beli. KFC Indonesia yang berada di bawah PT. FastFOOD Indonesia Tbk, yang telah lama memiliki berbagai macam menu untuk sarapan, bisa menjadi alternatif utama bagi masyarakat yang menginginkan sarapan yang tidak hanya lezat, tetapi juga memiliki kandungan gizi seimbang sesuai kebutuhan tubuh anda.Â
Hal ini karena KFC Indonesia bekerja sama dengan ahli gizi untuk penyusunan menu sarapan mereka. Bahkan, KFC Indonesia juga menampilkan detail kandungan nilai gizi dari masing-masing menu mereka di website resmi KFC Indonesia, jadi masyarakat bisa mengetahui detail asupan gizi yang mereka konsumsi dari menu sarapan mereka di KFC Indonesia. Menu untuk sarapan ini bisa di dapat di seluruh gerai KFC di seluruh Indonesia, dan untuk informasi lengkapnya, bisa dibaca di website resmi mereka di www.kfcku.com. Nah, mulai sekarang tidak ada alasan apapun bagi masyarakat untuk melewatkan sarapan. Baik untuk kesehatan tubuh dan kesehatan psikologi, sarapan untuk hidup yang lebih baik.
