Janji penciptaan 19 juta lapangan kerja oleh pemerintahan Prabowo-Gibran menjadi sorotan publik sejak diumumkan dalam debat Pilpres 2024. Janji ini menyasar generasi muda dan perempuan, dengan 5 juta di antaranya berupa green jobs-pekerjaan yang mendukung kelestarian lingkungan dan transisi energi. Namun, seiring berjalanya waktu, masyarakat mulai bertanya: Di mana 19 juta pekerjaan itu? Apakah janji ini realistis, atau retorika politik?
Â
Realita Statistik: Pengangguran dan PHK Meningkat
menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) per Februari 2025:
- Jumlah pengangguran: 7,28 juta orang (naik 83.450 0rang dari tahun sebelumnya)
- Tingkat pengangguran terbuka: 4,76% dari total angkatan kerja
- Angkatan kerja baru: Bertambah 3,67 juta orang, termasuk lulusan baru dan ibu rumah tangga yang kembali bekerja
PHK massal: Diperkirakan mencapai 280 ribu orang tahun iniÂ
Kondisi ini menunjukan bahwa penciptaan lapangan kerja bukan hanya soal menambah angka, tapi juga soal menjaga stabilitas dan kualitas pekerjaan yang sudah ada.
Pandangan Para Ekonom: Janji Bisa Tapi...
Esther Sri Astuti - direktur Eksekutif INDEF
"Janji itu bisa dilakukan, cuma kebijakan pemerintah yang tidak mendukung."
Ia menyoroti dua hal umum:
- Minimnya anggaran pendidikan dan pelatihan kerja. Banyak dana dialihkan ke program konsumtif seperti subsidi dan bansos
- Kurangnya insentif ivestasi produktif. Pemerintah lebih pokus pada konsumsi daripada mendorong investasi yang menyerap tenaga kerja.