Maksudnya kita sadar betul masyarakat yang menikah dengan pandemi adalah orang-orang yang hampir mendekati tipe manusia hyper-realistis. Dimana berbagai aspek yang menjadi objek finalnya adalah profit dan benefit. Saya sadar betul bahwa beberapa hal yang telah saya sebutkan diatas atau pada artikel-artikel saya yang sebelumnya adalah ketimpangan yang wajar sehingga masyarakat menyebutnya dengan tradisi dan budaya.Â
Tapi jika kita lihat dari segi moralitas tentunya akan bertolak belakang. Moralitas memang sudah terlampau kuno untuk dibahas dan memang sengaja dihilang orang masyarakat itu sendiri--lucu dan miris.
Kendati demikian kita tetap bagian dari masyarakat dan rakyat plural yang tidak melupakan usaha para leluhur. Meskipun beberapa hal di dalamnya banyak yang menilai sudah usang dan tidak memiliki komoditas untuk kemajuan negara hari ini.
Artikel lainnya : Pancasila, Pancaroba, dan Panca-Panca Lainnya