Mohon tunggu...
Arini Saadah
Arini Saadah Mohon Tunggu... Penulis - Suka nulis, tapi tidak tahu apa yang hendak ditulis.

Pernah menjadi mahasiswa di salah satu Perguruan Tinggi di Ponorogo.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Jangan Salahkan Sukmawati

20 November 2019   10:33 Diperbarui: 20 November 2019   17:49 7323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sehingga pidato Sukmawati menjadi tidak utuh. Latar belakang konteks pertanyaan dihapus oleh pembuat gaduh. Sehingga Sukmawati yang dirugikan akibat ulah orang yang tidak bertanggungjawab itu.

Boleh Gak Sih Sukmawati Perbaiki Jiwa Nasionalisme Masyarakat?

Sebenarnya maksud dari pertanyaan itu adalah penanaman kembali jiwa nasionalis, supaya lebih menghargai para pejuang yang telah mendahului kita. Bahwa, banyak tokoh yang harus kita muliakan dan hargai jasa-jasanya untuk kesejahteraan umat manusia di muka bumi ini.

Maka, Sukmawati mengajak masyarakat untuk menghargai dan menghormati orang-orang mulia di abad modern, karena sumbangsih para ilmuwan demi kesejahteraan manusia.

Sukmawati juga kecewa dengan kelompok-kelompok yang mengajarkan kepada masyarakat untuk tidak menghormati dan menghargai jasa-jasa para pahlawan dan ilmuwan demi kehidupan manusia di zaman ini. Mereka lupa ya, sekarang bisa menikmati teknologi yang terlampau mewah ini berkat para ilmuwan demi kesejahteraan umat manusia.

Tidak sengaja saya melihat komentar-komentar di youtube dan juga isntagram atas potongan-potongan video dengan embel-embel tulisan propaganda. Banyak serangan ditujukan kepada ibu Sukmawati dari beragam kelompok. Saya tidak begitu mempedulikan agama apa yang dianut oleh netizen tersebut, akan tetapi pernyataan yang dilotarkan para netizen menunjukkan tidak islami banget (meskipun menggunakan bahasa islam).

Menurut saya, Sukma sebenarnya melontarkan pertanyaan yang sudah sesuai dengan konteks. Ia menanyakan siapa yang berjuang di awal abad 20, bukan siapa yang berjasa. Tanpa menggunakan logika apapun, pikiran kita akan flashback ke sejarah Indonesia abad ke 20. Bagi saya, Sukma tidak berniat menistakan agama islam.

Lewat pertanyaan itu, Sukma juga hendak mengingatkan sosok yang berjuang untuk mewujudkan kemerdekaan Indonesia. Dari pernyataan dia tak satupun kata-kata negatif tentang Nabi Muhammad SAW terlontar dari mulutnya.

Kemudian tentang laporan dari Forum Pemuda Muslim Bima, Sukma menjelaskan pidatonya terkait Nabi Muhammad SAW dan Presiden RI ke-1 Sukarno yang terkesan membandingkan itu sebenarnya kan bermula dari niat Sukma untuk mengkritik proses rekrutmen calon radikalis atau teroris.

Berdasarkan informasi yang Sukma dengar (bahkan saya pun juga pernah mendengar) perekrut membandingkan Pancasila dengan Alquran. Akan tetapi si pembuat gaduh sengaja menghapus dan mengedit latar belakang konteks yang dibicarakan Sukma. Sehingga terkesan hanya pertanyaan kontroversial itulah yang dilontarkan, tanpa melihat latar belakang pertanyaan.

Semakin ke sini, Indonesia semakin banyak disibukkan dengan isu penistaan agama. Pengertian menista agama pun makin lama makin kabur. Kalau menurut saya perbuatan menista agama itu apabila ada seseorang yang secara jelas mengeluarkan kata-kata hinaan terhadap Nabi ataupun agama tertentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun