Mohon tunggu...
Arini Saadah
Arini Saadah Mohon Tunggu... Penulis - Suka nulis, tapi tidak tahu apa yang hendak ditulis.

Pernah menjadi mahasiswa di salah satu Perguruan Tinggi di Ponorogo.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Liburan, atau Mental Anda yang Jadi Taruhan

17 November 2019   18:45 Diperbarui: 18 November 2019   02:46 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi stres kerja | Sumber: egemenlik.com.tr

Akibat buruknya produktivitas anda menurun dan kesulitan untuk fokus. Libur akhir pekan dapat mengurangi stres sehingga Anda bisa tetap produktif saat bekerja. Selain itu, rasa bahagia dari mengisi weekend juga akan meningkatkan kinerja otak dan tentunya berdampak positif pada pekerjaan Anda di kantor.

Hal ini dibuktikan dalam survei yang dimuat dalam Harvard Business Review. Studi tersebut menyebutkan karyawan yang berlibur ternyata bisa menyelesaikan pekerjaannya dengan lebih mudah. 

Selain itu, mereka akan mampu bekerja lebih produktif dibandingkan rekan-rekannya yang jarang berlibur di akhir pekan. Akan tetapi bagaimana bagi mereka (para pekerja) yang tetap bekerja di waktu weekend alias tidak pernah libur di akhir pekan (seperti saya misalnya, hehe)?

Weekend atau akhir pekan seharusnya menjadi me time atau waktu bagi seseorang untuk istirahat dan menghabiskan waktu bersama keluarga dan orang terkasih. 

Bagi anda yang suka lembur di akhir pekan, ada kabar buruk karena ternyata kerja lembur di akhir pekan memiliki dampak buruk bagi kesehatan mental Anda.

Akan saya kutip hasil dari Penelitian yang diterbitkan dalam Jurnal Epidemologi & Kesehatan Masyarakat yang dilakukan oleh University College London, Departemen Penelitian dan Kebijakan di Age UK, dan Queen Mary University of London dan melibatkan total sampel data 11.215 lelaki dan 12.188 perempuan.

Menentukan standar minggu kerja sebagai 35 hingga 40 jam seminggu, mereka menghasilkan kategori berikut :

1. Kurang dari jam kerja standar: <35 jam seminggu
2. Jam kerja standar: 35-40 jam seminggu
3. Jam kerja panjang: 41-55 jam seminggu
4. Jam kerja ekstra panjang: 55+ jam seminggu

Dari hasil studi ini ditemukan bahwa perempuan yang bekerja dengan jam kerja ekstra panjang atau pada akhir pekan terbanyak memiliki kesehatan mental terburuk dibanding perempuan yang bekerja dengan jam standar. 

Artinya saya harus segera berlibur untuk mengobati kesehatan mental saya, hahaha. Sementara itu, bagi lelaki, bekerja lebih banyak atau lebih sedikit saat akhir pekan daripada hari kerja tidak berpengaruh pada gejala depresi.

Meskipun tidak berpengaruh bagi mental lelaki, penting untuk dicatat bahwa bekerja di akhir pekan tetap menyumbang 'risiko depresi' bagi karyawan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun