Judul itu terkesan tendensius. Tidak semua laki-laki romantis berperilaku seperti itu. Kata "romantis" sendiri juga bisa memiliki makna berbeda bagi tiap orang.
Akan lebih baik judul di atas diganti dengan, "Biasanya (Terkadang) Laki-laki yang Romantis Suka Meromantisi Banyak Perempuan".
Tidak ada tulisan yang betul-betul obyektif. Yang ada adalah obyektivitas dalam subyektivitas. Dan ini bukan masalah. Sebab tulisan memang mewakili sikap penulisnya. Yang perlu dicermati adalah sikap seperti apa yang dibangun penulis dalam tulisannya.
Romantis. Apakah identik dengan setangkai bunga mawar merah dan sekotak cokelat. Lalu menyatakan kata cinta sepanjang hari.
Apakah suami yang mencinta dalam diam itu serta-merta tidak romantis.
Apakah suami yang memilih tersenyum ketika istri mengeluhkan hal yang sama berulang kali itu serta-merta tidak romantis.
Penting membangun makna romantis yang tidak didekte industri pemaknaan.
Barangkali ada fase dalam perjalanan rumah tangga, tiba-tiba istri merindukan romantisme sekuntum bunga mawar dan sekotak cokelat.
Seseorang yang kutemui di tengah perjalanan berbisik padaku, "Laki-laki yang romantis biasanya suka meromantisi banyak perempuan."
Hmmm
Biasanya. Hm. Tentu saja pandangan yang subyektif yang barangkali berdasarkan pengalaman pribadinya. Atau bisa jadi berlatar belakang pengamatannya di sekelilingnya.