Mohon tunggu...
Arimatea Aruaini
Arimatea Aruaini Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Mahasiswa Fakultas Bioteknologi Universitas Kristen Duta Wacana

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Melihat Perkembangan Data Covid-19 Melalui Sudut Pandang Baru

16 Juli 2020   18:15 Diperbarui: 16 Juli 2020   18:24 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ditulis pada 10 Juli 2020

Coronavirus disease 2019 atau yang dikenal dengan Covid-19 telah menjadi permasalahan di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia yang mulai mengalaminya pada bulan Maret 2020. Indonesia masih terus berjuang dalam menekan penyebaran dan memutus rantai penularan penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 ini. 

Pertambahan jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia setiap harinya menunjukkan data yang naik-turun atau fluktuatif. Tepat pada tanggal 9 Juli, pertambahan jumlah kasus positif di Indonesia mencapai 2.657 kasus dan memecah rekor sebagai angka tertinggi hingga artikel ini ditulis. Tidak hanya sebagai angka yang tertinggi, jumlah pertambahan kasus positif ini merupakan data pertama yang menembus angka 2.000 kasus per harinya.

Berdasarkan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 (Gugus Tugas Covid-19), jumlah spesimen merupakan jumlah sampel yang diperiksa menggunakan metode RT-PCR (Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction). Metode ini mengubah materi genetik virus RNA menjadi DNA yang kemudian dideteksi keberadaannya di dalam sampel uji. Metode RT-PCR merupakan metode yang ditetapkan World Health Organization (WHO) sebagai metode yang paling akurat untuk mendeteksi virus SARS-CoV-2. 

Pelaksanakan metode ini memiliki persyaratan yang perlu dipenuhi sehingga menghasilkan data yang akurat dan mewakili keadaan sebenarnya sehingga dapat dijadikan data yang dapat dipublikasikan dan dipertanggungjawabkan. Merujuk pada Panduan Biosafety Laboratorium yang berkaitan dengan Covid-19, laboratorium yang digunakan untuk melalukan uji Covid-19 adalah laboratorium yang memiliki fasilitas dengan biosafety level-2 (BSL-2). 

Laboratorium dengan BSL-2 mengharuskan pekerjanya untuk menggunakan alat pelindung laboratorium seperti sarung tangan, jas lab, pelindung mata, dan lain-lain. Pada tanggal 9 Juli tercatat 277 laboratorium jejaring yang digunakan untuk menguji Covid-19 menggunakan metode RT-PCR. Angka ini melebihi target pemerintah yang ingin membuka laboratorium dengan BSL-2 sebanyak 75 laboratorium. Selain itu, target jumlah spesimen dengan pertambahan 20.000 spesimen per harinya telah dicapai pada 18 Juni. Target tersebut dicapai tepat 2 minggu setelah taget sebelumnya tercapai, yaitu 10.000 spesimen per harinya.

Pertambahan jumlah kasus positif yang mencapai angka lebih dari dua ribu pada 9 Juli bukannya tanpa alasan. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah pertambahan jumlah sampel yang diperiksa di hari tersebut. Jika diperhatikan, pertambahan jumlah sampel yang diperiksa pada tgl 9 Juli (23.832 sampel) meningkat jika dibandingkan pertambahan jumlah sampel yang diperiksa di hari sebelumnya (08/07; 22.183 sampel). 

Selain itu, data di hari-hari sebelumnya juga mendukung pernyataan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi pertambahan jumlah kasus positif adalah pertambahan jumlah sampel yang diperiksa tiap harinya. Data pertambahan jumlah spesimen yang diperiksa pada tanggal 5 Juli dan 6 Juli menunjukkan angka dibawah target 20.000 sehingga pertambahan jumlah kasus positif di kedua hari tersebut menjadi lebih sedikit dibandingkan hari lainnya. 

Oleh karena itu, pola pertambahan jumlah kasus positif setiap harinya mengikuti pola pertambahan jumlah sampel yang diperiksa di hari tersebut. Saat jumlah sampel yang diperiksa sedikit, maka pertambahan jumlah kasus positif juga menjadi sedikit dan begitupun sebaliknya.

Data yang fluktuatif masih sering ditemukan pada data pertambahan jumlah orang yang diperiksa yang akan mempengaruhi pertambahan jumlah kasus positif setiap harinya. Jumlah laboratorium tidak menjamin konsistensi jumlah sampel yang diperiksa karena laboratorium BSL-2 juga menuntut adanya sumber daya manusia yang kompeten dalam menguji sampel Covid-19 dengan metode RT-PCR. 

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, laboratorium BSL-2 menuntut adanya pemakaian alat pelindung laboratorium yang justru menambah kerumitan dalam melakukan metode RT-PCR dimana metode ini menuntut ketelitian dalam bekerja karena sampel yang diuji merupakan materi genetik RNA yang tidak bisa dilihat secara kasar mata. 

Bahkan, pekerja yang mungkin sudah terampil dalam melakukan metode RT-PCR pun akan kesulitan dalam melakukan pengujian secara konsisten. Padahal, uji ini perlu dilakukan setiap hari dan dengan tingkat kecepatan yang tinggi agar pandemi Covid-19 ini segera teratasi. Hal ini menyebabkan data-data yang dipublikasikan tidak menggambarkan secara tepat keadaan penyebaran Covid-19 di Indonesia. Tentunya ini juga berakibat bagi kebijakan dan keputusan yang dikeluarkan pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah.

Saat ini, kebijakan New Normal atau normal baru mulai banyak diterapkan di berbagai tempat. Pusat perbelanjaan serta tempat wisata mulai dibuka kembali dengan memperhatikan protokol kesehatan yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 

Kebijakan ini menuai pro-kontra di kalangan masyarakat. Setelah melihat data Covid-19 dengan sudut pandang yang baru seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, diharapkan masyarakat dapat menyikapi kebijakan normal baru maupun kebijakan lainnya dengan lebih baik. 

Interpretasi data yang kurang tepat dapat menjadi bumerang dimana data yang dipublikasikan oleh Gugus Tugas Covid-19 tersebut dapat menjadi salah satu faktor resiko Covid-19 yang justru dapat meningkatkan penyebaran Covid-19 di Indonesia. Oleh karena itu, alangkah lebih baiknya jika publikasi data disertai dengan interpretasi yang baik seputar jumlah sampel yang diperiksa setiap harinya sehingga dapat menggambarkan keadaan Indonesia yang sebenarnya dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun