Mohon tunggu...
Ari Junaedi
Ari Junaedi Mohon Tunggu... Pengajar, Konsultan, Kolomnis, Penulis Buku, Traveller

Suka membaca, menikmati perjalanan, membagi inspirasi, bersilaturahmi

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Ampun Mak Beng! Citarasa Ikan Membuat "Dengkul Bergetar"

30 Juni 2023   09:15 Diperbarui: 30 Juni 2023   10:24 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sajian ikan yang diolah berkuah dan digoreng menjadi keunikan Warung Makan Mak Beng Sanur (foto : Ari Junaedi)

"Saya beberapa kali mencoba langsung ikan laut goreng dan sop kepala ikan-nya. Cita rasanya memang luar biasa... Begitu autentik ! Apalagi lokasinya berdekatan dengan pantai." -- Sandiaga Uno.

Pernyataan menteri pariwisata dan ekonomi kreatif di akun Instagramnya @sandiuno (26/6/2023) itu, membuat saya penasaran. Betapa tidak, saya kerap bertandang ke Bali, nama warung makan itu hanya kerap terdengar tetapi tidak juga saya "satroni".

Bersama Rektor Institut Komunikasi dan Bisnis London School of Public Relations (LSPR) Dr. Andre Iksano beserta beberapa pengajar senior di LSPR seperti Giselle Sedra Buot dan Benny Butarbutar serta tim manajemen LSPR Kampus Jakarta dan Bali seperti Jasa Buana Adji, M. Thoriq, dan Gek Tri kami mencoba "peruntungan" berburu kuliner legendaris Bali tersebut.

Antrean membludak menunggu meja yang kosong di Warung Makan Mak Beng Sanur (foto : Ari Junaedi)
Antrean membludak menunggu meja yang kosong di Warung Makan Mak Beng Sanur (foto : Ari Junaedi)
Betapa tidak, butuh "kesabaran" tingkat advance dan keteguhan tekad maksimal untuk mengantre mendapat meja di warung makan yang dinobatkan situs perjalanan dan panduan kuliner terkemuka dunia, TasteAtlas sebagai peringkat ke 3 restorang paling legendaris dunia di tahun 2023 ini.

Wajah
Wajah "Harap-Harap Cemas" atau H2C menunggu giliran mendapat panggilan di Warung Makan Mak Beng Sanur (foto : Benny Butarbutar)
Dari 150 restoran paling legendaris di dunia tahun 2023, TasteAtlas menobatkan Restoran Figlmuller di Austria di pemuncak urutan pertama sementara Restoran Katz's Delicatessen di New York, Amerika Seringkat di posisi ke dua.

Warung Makan Mak Beng yang berlokasi di Jalan Hang Tuah, Sanur Bali didirikan di tahun 1941 oleh pasangan Ni Ketut Tjuki atau yang lebih akrab disapa dengan Mak Beng dengan sang suami I Putu Gede Wirya atau Nyoo Tik Gwan.

Salah satu sudut Warung Makan Mak Beng Sanur yang didirikan tahun 1941 (foto : Ari Junaedi)
Salah satu sudut Warung Makan Mak Beng Sanur yang didirikan tahun 1941 (foto : Ari Junaedi)
Kedua pasangan itu sudah lama wafat dan kini usaha Warung Makan Mak Beng ini dilanjutkan oleh generasi ke dua dengan suguhan dan menu masakan yang tetap sama dengan pendahulunya.

Keistimewaan dari menu masakan Warung Makan Mak Beng tersebut rupanya terletak pada citarasa satu menu masakan yakni : ikan ! Betul, menu yang disajikan di Mak Beng hanya satu menu ikan yang digoreng dan dikuah. Tidak ada menu lain selain ikan yang digoreng dan dikuah. Harga sepaket nasi, kuah ikan dan ikan goreng dibanderol harga Rp 55 ribu. Untuk minuman, terserah pilihan pengunjung. Ada es teh, es jeruk atau munuman khas temulawak.

Untuk soal rasa, masakan ikan yang diolah kuah dan goreng memang harus diakui jawaranya. Saya kerap berkeliling Nusantara, entah ke ujung Sumatera hingga pesisir Lampung, dari barat Kalimantan hingga utara, timur dan selatan, atau dari Papua, Maluku, pelosok Jawa dan Madura serta Nusatenggara namun ikan "besutan" Mak Beng sungguh membuat "dengkul bergetar".

Sop ikan Mak Beng yang berkuah memiliki rasa segar, asam dan pedas (foto : Ari Junaedi)
Sop ikan Mak Beng yang berkuah memiliki rasa segar, asam dan pedas (foto : Ari Junaedi)
Daya pikat olahan ikan di Warung Makan Mak Beng Sanur itu yakni menggunakan bumbu-bumbu tradisional Bali yang telah diturunkan secara turun-menurun oleh nenek moyang pemilik warung. Tidak ada perubahan menu, semuanya masih orisinal.

Sup ikan khas Warung Makan Mak Beng ini memiliki cita rasa yang segar "konyos-konyos" , sedikit asam, dan terasa pedas. Di dalam kuah juga tersaji campuran belimbing wuluh dan timun yang dipadukan dengan sempurna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun