Mohon tunggu...
Ari Indarto
Ari Indarto Mohon Tunggu... Guru Kolese

Peristiwa | Cerita | Makna

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Gunungkidul Kini: Tak Hilang dalam Menu Kondangan

1 Juli 2023   21:46 Diperbarui: 1 Juli 2023   22:00 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kondangan. Acara hajatan selalu hadir saat Bulan Syawal tiba. Di bulan penuh berkah ini begitu banyak keluarga yang menghadirkan saudara dan kerabat. Perjumpaan dalam acara pernikahan dan khitanan seperti sebuah kewajiban yang harus dilaksanakan. 

Oleh sebagian besar masyarakat, Bulan Syawal selalu identik dengan bulan hajatan. Begitu banyak acara pernikahan dan khitanan yang selalu diselenggarakan di Bulan Syawal. Julukan sebagai bulan penuh kondangan begitu lekat karena begitu banyak undangan yang selalu diterima ketika bulan penuh berkah ini tiba. 

Undangan pesta perkawinan dari saudara, tetangga, dan rekan kerja selalu memenuhi jadwal harian. Bahkan, agenda khitanan seperti sebuah sebuah tradisi saat liburan tiba, apalagi bertepatan dengan bulan Syawal. Hampir setiap hari, kegiatan kondangan tak pernah terhenti; selalu ada dan nyata membentuk tradisi turun-temurun yang tak lekang.

Dalam kondangan membentuk tradisi menyumbang, memberi restu dan pesta makan bersama. Sebuah kegembiraan yang menghadirkan saudara, tetangga dan rekan kerja dalam sebuah tradisi mohon restu, mohon doa dan makan bersama. Maka, tuan rumah selalu menyajikan makanan dengan menu istimewa, terkadang menu kampung dihadirkan diantara menu-menu Nusantara dan menu internasional.  Bukan hanya di rumah-rumah, pesta-pesta syukur yang menyajikan aneka masakan juga disajikan dalam sebuah pesta nan meriah dan istimewa di gedung-gedung atau hotel. 

Pesta meriah dalam acara perkawinan atau khitanan tidak bisa dilepaskan dari sajian-sajian makanan mewah, berlimpah, bahkan tidak melupakan masakah-masakah khas daerah, aneka masakah yang mungkin tidak sembarang rumah makan menyajikan.  Aneka masakan yang dimiliki setiap daerah menjadi sajian istimewa yang secara khusus disajikan ketika pesta perkawinan atau khitanan.

Aneka masakan yang dimiliki setiap daerah menjadi sajian istimewa yang secara khusus disajikan ketika pesta perkawinan atau khitanan. 

Kuliner Gunungkidul 

Di Yogyakarta, gudeg menjadi menu instimewa dalam pesta istimewa semacam pernikahan dan khiatanan. Di Gunungkidul, sajian makanan istimewa saat acara istimewa bukan gudeg dari nangka muda, tetapi gudeg dari bonggol pisang. Gudeg bonggol pisang selalu  disajikan dalam pesta pernikahan dan khitanan di banyak daerah di Gunungkidul. Bahkan, sajian gudeg bonggol pisang yang dilengkapi dengan opor ayam kampung, telur bacem dan sambel krecek identik dengan pesta pernikahan dan khitanan. Pesta makan bersama akan terasa istimewa jika tersaji gudeg bonggol pisang. 

Jangan lombok selalu ada (Dokpri)
Jangan lombok selalu ada (Dokpri)

Mengunjungi acara pesta pernikahan dan khitanan di Gunungkidul akan terasa hambar jika tak menyantap masakan kampung seperti Gudeg Bonggol Pisang. Gudeg bonggol pisang biasanya disajikan  bersama jangan lombok (sayur cabe), bihun, tempe dan tahu bacem, serta empal dan daging. Begitu banyak pilihan, setiap kali kondangan seolah juga mengulang nostalgia kenangan lama di kampung halaman. 

Gudeg bonggol pisang adalah makanan tradisional khas Gunungkidul yang berbahan dasar ujung batang pohon pisang kluthuk muda. Tidak semua ujung batang pohon  pisang dapat gudeg. Bahan dipilih yang sesuai dan berkualitas agar hasil masakan juga nikmat disantap. Rasa dalam setiap sendok gudeg bonggol pisang selalu menyajikan kenikmatan yang berbeda dengan gudeg nangka muda.

Rasa dalam setiap sendok gudeg bonggol pisang selalu menyajikan kenikmatan yang berbeda dengan gudeg nangka muda. Meski keduanya dimasak dengan cara yang hampir serupa.  

Sebagai makanan favorit kuliner Gunungkidul tersebut, gudeg bonggol pisang memang mengandung banyak kandungan air, zat besi, fosfor, kalsium, karbohidrat, kalori dan protein sehingga makanan ini sangat baik dikonsumsi. Oleh karena itulah, proses pembuatan gudeg bonggol pisang ini tidak bisa sembarangan. Selain pilihan batang bisang, bumbu-bumbu semacam bawang merah, bawang putih, kertumbar, kemiri, gula merah, garam daun salam, dan lengkuas yang digunakan pun harus berkualitas baik agar semakin memperkaya rasa gudeg. Rasa gudeg bonggol pisang akan semakin nyata, ketika dimasak dengan kuali dan didiamkan satu malam. Rasa dan kualitas gudeg akan semakin terasa, keawetan gudeg juga terjaga.

Olahan daging dan bacem tempe, selalu tersaji (Dokpri)
Olahan daging dan bacem tempe, selalu tersaji (Dokpri)

Gunungkidul kaya akan beragam kuliner. Gudeg bonggol pisang adalah salah satu  kuliner yang sangat populer dan istimewa di masyarakat Gunungkidul. Bukan hanya disajikan dalam acara-acara istimewa, kini, gudeg bonggol pisang pun dapat ditemui di berbagai rumah makan di Gunungkidul. 

Namun, menikmati sajian masakan gudeg bonggol pisang di pesta pernikahan dan khitanan memang menyajikan nostalgia istimewa. Gudeg bonggol pisang selalu menyajikan kisah istimewa di acara istimewa. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun