Mohon tunggu...
Ari Indarto
Ari Indarto Mohon Tunggu... Guru - Guru Kolese

Peristiwa | Cerita | Makna

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jumat Agung: Pengorbanan dan Kesetiaan

7 April 2023   20:30 Diperbarui: 7 April 2023   20:39 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengorbanan dan Kesetiaan (Sumber:Congerdesign-Pixabay.com)

Jumat Agung. Bukan hanya sebuah pengorbanan, kesetiaan menjadi inti perayaan Jumat Agung. Pengorbanan menjawab relasi manusia dengan manusia, dan kesetiaan menjawab relasi dengan Sang Pencipta. 

Perayaan Jumat Agung sungguh merupakan perayaan yang penting dalam rangkaian ibadat umat Katolik. Perayaan ini bukan sekadar mengingatkan akan sebuah pengorbanan yang telah diberikan Yesus untuk manusia, tetapi juga menandai bagaimana Yesus setia kepada Bapanya. Yesus bukan hanya menjawab hubungannya dengan manusia, tetapi setia atas rencana-rencana Allah. 

Pengorbanan 

Peristiwa penyaliban Yesus yang dirayakan saat Jumat Agung bukan hanya  mengingatkan akan pengorbanan dan kasih sayang Kristus, tetapi juga memberikan makna betapa pentingnya pengampunan, pengorbankan diri, dan keimanan.

Maka, dalam peristiwa Perayaan Jumat Agung selalu ditandai dengan kesetiaan untuk mengikuti pengorbanan dan penderitaan Kristus. Umat Katolik akan merenungkan seluruh peristiwa derita ini dalam bentuk Puasa Jumat Agung. Puasa dalam bentuk makan kenyang sekali dalam sehari, atau berpantang atas makanan tertentu adalah gambaran nyata peristiwa penyaliban. 

Penderitaan yang dialami bukan hanya untuk dirinya sendiri tetapi untuk umat manusia. Puasa bukan sebagai bentuk menyiksa diri, tetapi puasa dimaknai sebagai memberikan kesempatan kepada roh untuk menghidupi badan. Manusia selayaknya memberikan kesempatan untuk roh-roh kebaikan bekerja. 

Jumat Agung yang jatuh pada hari Jumat sebelum Paskah juga dianggap sebagai peringatan akan  penderitaan, kematian, dan pengorbanan demi keselamatan manusia. Maka, dalam ibadah Jumat Agung selalu ditandai  suasana hening dan penuh kesedihan. Lagu-lagu tanpa musik, nyanyian-nyanyian kesenyapan, suasana hening tercipta dalam tiga rangkaian ibadat; ibadat sabda, penghormatan salib dan ekaristi. 

Di banyak negara, sebelum pelaksanana ibadat Jumat Agung, selalu ditandai dengan jalan salib atau  tradisi yang memperlihatkan drama panggung atau prosesi di jalanan yang menampilkan bagaimana Yesus ditangkap, diadili, disiksa, dan disalibkan, yang disebut dengan Tablo. 

Jumat Agung di Stasi Yohanes Paulus II

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun