Medium 65 suasana politik Indonesia semakin memanas, pemicunya adalah "diketemukannya" sebuah dokumen yang konon diperoleh di sebuah villa milik seorang warganegara Amerika, importir film, yang kemudian dituding sebagai agen CIA yang diobrak abrik saat aksi anti barat yang memang sedang marak pada masa itu.
Dokumen tersebut kemudian sampai di meja kepala intelejen, Soebandrio, yang meyakini keaslian dari dokumen tersebut setelah membandingkan jenis kertas dari dokumen tersebut dengan kertas serupa yang biasa digunakan oleh diplomat dari Inggris yang didapat dari reruntuhan kedubes Inggris yang dibakar saat aksi anti pembentukan negara federasi Malaysia.
Dokumen itu lantas dilaporkan kepada Presiden Sukarno. Semua panglima angkatan dipanggil untuk crosscheck dan mengetahui siapa yang dimaksud dengan "our local army friends" yang disebut dalam dokumen, yang kemudian memicu munculnya isu Dewan Jendral yang dituding akan menggulingkan pemerintahan Sukarno.
Saat hendak menghadiri KAA II di Aljazair, Juli 1965, ternyata ada informasi telah kudeta di Aljazair, sehingga KAA II ditunda, Presiden Sukarno yang dalam perjalanan menuju Aljazair kemudian singgah ke Mesir. Di sana, dia memerintahkan Soebandrio untuk menyebarkan Dokumen Gilchrist kepada pers internasional. Setelah dari Mesir, Presiden Sukarno kemudian memutuskan pulang ke tanah air. Sedangkan sebagian dari rombongan yang dipimpin Aidit tidak ikut pulang ke Indonesia namun mampir ke China.
Setiba di Indonesia, kesehatan Presiden Sukarno memburuk. Tim dokter dari China yang merawat Bung Karno sejak 1960 mendiagnosis bahwa kali ini penyakitnya makin gawat. Gawatnya kesehatan Bung Karno itu terlihat dari perintah untuk memanggil pulang Aidit dan Nyono oleh sang pemimpin besar revolusi itu lewat Soebandrio. Keduanya diminta segera pulang ke tanah air. Lewat kawat, Aidit menjawab akan pulang pada 3 Agustus 1965.
Diagnosis dokter China tersebut kemudian memicu rencana PKI mengambil alih kekuasaan di Indonesia. Rencana ini muncul setelah Aidit bertemu dengan Mao Zedong di China.
Bertahun pasca 65, baru diketahui ternyata diagnosis tim dokter dari China tidak akurat. Kemudian dokumen Gilchrist yang memunculkan isu dewan jenderal ternyata juga hanya dokumen palsu sebagai bagian dari perang intelejen efek perang dingin kubu AS vs kubu Uni Sovyet.