Mohon tunggu...
Arif Meftah Hidayat
Arif Meftah Hidayat Mohon Tunggu... Freelancer - Buruh Pabrik

Dengan atau tanpa saya menulis, dunia juga tidak akan berubah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Lalai

3 September 2019   21:23 Diperbarui: 3 September 2019   21:30 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Gedung-gedung pemerintahan yang ditinggikan dan taman-taman kota yang diperbanyak adalah dua hasil pembangunan yang terlihat nyata dari seorang bupati yang beru menjabat selama satu tahun terakhir ini.

Hasil pembangunan yang sedari awal diragukan oleh sebagian kecil masayarakatnya. Masyarakat yang pada pilkada kemarin tidak memilih bupati yang saat ini terpilih. Masyarakat yang ragu bahwa mantan napi koruptor tidak akan melakukan hal yang sama dikemudian hari ketika terpilih
kembali.

Ya, bupati terpilih kali ini adalah seorang bupati yang tiga tahun lalu tertangkap tangan menggelapkan uang bantuan sosial di kabupaten yang dipimpinnya.

Keraguan yang hanya sebatas keraguan. Faktanya, bupati pilihan 60 ribu rakyatnya tersebut justru berhasil membangun taman-taman yang indah dan megah. Sarana yang sudah hilang di pusat-pusat sosialisasi masyarakat. Sarana tempat melapaskan penat warganya yang setiap hari sibuk bekerja
membanting tulang.

Dan memang hanya satu setengah tahun waktu yang dibutuhkan oleh sebagian kecil masyarakatnya untuk membuktikan bahwa mantan koruptor memang sebaiknya dicabut hak berpolitiknya. Satu setengah menjabat, sang bupati kembali ditangkap lembaga anti suap karena terbukti menerima suap untuk jual beli jabatan di lingkungan kerjanya.

Soal sang bupati yang kembali ditahan adalah hal yang sudah biasa dan mungkin basi. Tapi ikut hilangnya 60 ribu pemilih sang bupati di pilkada kemarin adalah hal yang baru. Benar-benar baru. Telah ditahan 60 ribu orang tersebut oleh pihak yang berwenang dengan pasal melakukan kelalaian yang
menyebabkan kerugian.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun