Mohon tunggu...
Arif Meftah Hidayat
Arif Meftah Hidayat Mohon Tunggu... Freelancer - Buruh Pabrik

Dengan atau tanpa saya menulis, dunia juga tidak akan berubah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Tak Kudapati Aku

20 Oktober 2017   05:23 Diperbarui: 20 Oktober 2017   05:43 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hingar fajar oleh kicau burung bersahutan

Indah pantulan kabut di dedaunan berkilauan

Cahaya surgawi menerjang, menerobos, menembus pepohonan

Setapak berjalan beralas daun guguran

Gemercik air, terjun membentuk pusaran

Simfoni yang tak pernah ingin kulewatkan

Dalam halus dan tenang, mampu ia melubang batuan

Dalam bertubi ia dijatuhkan, ada pelangi yang ia hasilkan

Terik mentari hangat memeluk menghilangkan kedinginan

Samar awan bergerombol sedikit cukup meneduhkan

Jingga fajar senja yang kali ini tak sedikitpun terlewatkan

Ku menyusuri belantara hatimu

Dan tak pernah kudapati aku

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun