Cukup masyhur di kalangan kaum muslimin akhir akhir ini khususnya di kalangan santri dawuh dari Mbah Yai Ahmad Mustofa Bisri atau yang lebih akrab disapa Gus Mus tersebut.
Dawuh itu berbunyi, 'Abadikan Kebaikanmu dengan melupakannya"
Ya. Melupakan amal kebaikan yang kita bukanlah hal yang mudah. Kebanyakan di antara kita selalu mengingat amal baik dan bahkan sering memyebutnya kembali. Kata orang Jawa undat-undat.
Jarang yang menyadari bahwa hal tersebut dapat melebur amal kebaikan  yang telah dilakukan. Amal yang seharusnya bisa dipanen di akhirot sudah habis akibat undat-undat.
Rumah di surga yang sudah terbangun indah laksana istana para raja di dunia karena membangun masjid harus roboh akibat suatu ketika dia tidak diangkat menjadi pengurus masjid kemudian mengatakan,
"Kalau bukan karena sumbangan saya yang ratusan juta itu. Mana mungkin masjid bisa berdiri seperti ini."
Kata yang kelihatan sepele dan ringan diucapkan itu, pada waktu itu pula mengahanguskan ratusan juta rupiah yang telah dia keluarga. Dalam kitab suci al-Quran Alloh Azza Wajalla mengingatkan dalam surat al-Baqoroh ayat 264 yang berbunyi,
"Wahai orang-orang yang beriman, janganlah engkau menghanguskan amalan sedekah kalian dengan kembali menyebut-nyebutnya dan menyakiti hati penerimanya."
Orang yang menyebut kembali amal kebaikan itu artinya dia terus mengingat jasa dirinya sendiri. Alloh menyamakan orang yang punya sifat dan sikap mental seperti seperti halnya orang yang lemah keyakinan karena amalnya ingin dilihat orang lain.
Lebih lanjut Alloh Azza Wajalla dengan gamblang dan mudah memberikan gambaran kepada kita agar ringan memahaminya dengan contoh tanah yang diletakkan batu yang licin. Lalu tanah itu tertimpa air hujan yang turun sangat lebat.