Mohon tunggu...
Arifin Johan
Arifin Johan Mohon Tunggu... Dosen - Pengamat Sosial

Seorang Pengajar dan Pengemis Ilmu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kita Merindukan Masa Bahagia Dulu

23 November 2020   21:14 Diperbarui: 23 November 2020   21:26 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Surga Anak Anak (www.iminenews.id)

Perjalanan panjang manusia akan sampai pada titik jenuh, terkadang apa yang dinginkan telah tercapai justru menjadi hal yang tak diinginkan saat usia telah beranjak dewasa. 

Sewaktu kecil rasanya kita ingin meninggalkan masa indah kan berlalu dan masa depan menyapa untuk kehidupan yang lebih baik, namun sesal tiada berguna.  Ketika harapan dewasa telah mnyapa justru kita merindukan masa bahagia sebagao surge kecil dulu, bermain dengan kelereng di atas tanah, bermain bola di sore hari, bermain kuda kudaan dengan teman, berlari mengejar layang-layang, mandi di sungai, bermain pasir dan segala kerinduan permainan kecil dulu.

Kala dunia telah berubah, kecanggihan teknologi justru membuat kita tertunduk ketika berjalan, tak menyapa ketika duduk bersama, sibuk sendiri ketika berkumpul, merenung sendiri di kamar dengan bahagia kecil, kadang sapaanpun kadang tak terdengar padahal sapaan itu tak jauh dari kita. Teknologi telah merampas kebahagian masa remaja kita kini, teknologi tak lagi membuat kita mengerti sebuah persahabatan, teknologi terus mengajarikan untuk berdiri di atas kaki sendiri tanpa hirau kiri kanan apa yang terjadi.

Memang alasan demi alasan telah dijelaskan dengan baik, manfaat guna teknologi bagi masa depan, tapi bagiku masa bahagia itu terus menghantuiku bahwa bahagia itu ada di sana ketika teknologi belum terlalu mendominasi hidup kita. 

Kini teknologi tidak jauh dari kita setiap saat setiap, setiap detik terus menyapa tanpa henti, entah sampai kapan teknologi ini terus menyapa kita, kadang membawa kita ke dunia yang bukan dunia kita, menyeret kita ke dalam lembah kebodohan yang kita sendiri kurang menyadari, terbohongi oleh berita dusta, terhasut atas pendeknya cara berfikir, menghakimi walau tak mengerti subtansi. 

Sejahtera dan bahagia masa kecil kita sulit kita akan ulangi walau teman ada di sekitar, sejahtera atas kebahagian kita kini tiada lagi dapat kita nikmati karena teknologi telah mengantikan kita pada sahabat, dan sahabat pada diri kita. Walau sahabat kita menyapa, kita juag hanya bisa menyapa bersama teknologi, ketika rindu suaranya lagi lagi teknologi ikut serta mendengarkan cerita kita. 

Zaman telah berlalu kawan, aku bukan ingin melupakanmu tapi keadaanlah yang memaksakan hidup kita saling berjauhan agar teknologi waktu menjadi mediator bagi kita. Ketika teknologi akan hilang, di sanalah awal mula kita kembali ke masa kecil dulu, tiada dosa dan kesalahan, yang ada hanya bahagia, dialah surga masa kecil itu kawan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun