Mohon tunggu...
Arifin Indra Sulistyanto
Arifin Indra Sulistyanto Mohon Tunggu... Konsultan - Pemerhati * Narasumber * Konsultan * Advisor * Assessor * Ilustrator

Telah belajar dan mengalami, terus belajar untuk mengerti dan memberi, ijinkan hamba berbagi literasi , menanti hingga datangnya senja hari. Menulis ibarat melukis kata dengan kuas, media kertas bagai kanvas, fiksi adalah warna bebas. Hitam dan putih adalah fakta dengan batas tegas.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Pulau Banda: Episentrum Jalur Rempah, Dulu, dan Kini

20 Mei 2022   22:15 Diperbarui: 31 Mei 2022   00:08 1116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Jalur Rempah. (DOK. KEMENDIKBUD via kompas.com)

[Bagian ke 1]  Rempah-Rempah Bukan Sekedar Bumbu Dapur.

Oleh Arifin Indra

Sejak kebudayaan Mesir yang mempunyai jejak karbon ribuan tahun Sebelum Masehi terkuak ke dunia, salah satu barang yang ditemukan adalah rempah-rempah yang berada di samping mumi para Firaun.

Rempah-rempah itu bukan asli dari Mesir namun berasal India, Srilanka dan kepulauan Maluku yang sangat jauh.

Diperkirakan rempah-rempah (cengkeh, pala, kayu manis) itu dibawa lewat jalur laut secara berantai dari kepulauan Maluku menuju ke trading post di selat Malaka. 

Selanjutnya rempah-rempah dibawa  ke trading post Goa di India, kemudian ke Laut Merah melewati Teluk Aden atau belok ke Teluk Persia melewati di Teluk Oman sampai ke kota Basra.

Rempah-rempah itu dibawa melalui jalur darat ke segala penjuru dan akhirnya ke tangan bangsa Eropa setelah berpindah-tangan beberapa kali. Tentu saja dengan akibat, bangsa Eropa membayar dengan harga yang sangat tinggi.

Setelah Sultan Mehmet II menaklukkan Konstantinopel di tahun 1453 M, ibukota Romawi Timur itu dijadikan pusat Kerajaan Ottoman. 

Dengan menguasai Konstantinopel, maka Ottoman otomatis menguasai jalur pelayaran yang melalui Selat Bosporus ; termasuk menguasai peredaran rempah-rempah yang dibawa oleh pedagang Arab dan India. 

Pusat perdagangan kemudian sempat bergeser ke Laut Merah dengan tetap ditangan pedagang muslim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun