Mohon tunggu...
Ilham Arif Ramadhan
Ilham Arif Ramadhan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Bersyukur dan ikhlas maka Dunia akan terasa lebih lapang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kecenderungan Narsistik di Masa Pandemi

22 Mei 2020   12:24 Diperbarui: 22 Mei 2020   12:22 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akhir-akhir ini jagat maya indonesia dikejutkan dengan pengakuan seorang youtuber atau influencer yang berujar bahwa ia tak sering memakai masker dan berusaha menjalankan prosedur pengamanan diri pada saat pandemi covid-19 berlangsung, malah cenderung meremehkan dampak dari virus corona yang sudah banyak dilihat dan diketahui publik. 

Beragam reaksi bermunculan dari yang pro sampai dengan yang kontra. Tapi dari reaksi yang dilihat sepertinya hujatan dan kecaman lebih banyak didapatkan oleh si youtuber. Bukan tanpa alasan, seperti yang terlihat di videonya, youtuber tersebut berujar seakan-akan tak merasa bersalah dengan ucapannya. Tentu hal ini langsung menjadi trending topic beberapa hari belakangan. Perilaku sang youtuber Seolah menunjukkan ego dan kenarsisan dirinya bahwa "aku tidak peduli dan aku lebih menghormati diriku" tentu hal ini secara tidak langsung membuat dirinya seketika viral dan semakin terkenal.

Melihat dalam kacamata psikologi, menurut american psychiatric association dalam DSM V (2013), kecenderungan kepribadian narsistik adalah suatu pola kepribadian yang menetap ditandai dengan adanya fantasi atau perilaku berlebihan terhadap kesuksesan, kekuatan, kecerdasan, kecantikan,  dan cinta ideal, kebutuhan besar untuk dikagumi oleh orang lain serta kurangnya kemampuan untuk berempati. 

Dalam aspek diantaranya kebutuhan yang berlebihan untuk dikagumi dan dipuja serta diperhatikan. Artinya bahwa individu dengan kepribadian ini memiliki keinginan untuk menjadi pusat perhatian. Sering iri terhadap orang lain atau percaya bahwa orang lain iri kepadanya. Sedangkan aspek kurang memiliki empati, tidak mau mengenali atau mengetahui perasaan serta kebutuhan orang lain. 

Artinya bahwa individu dengan kepribadian narsistik cenderung memiliki kepedulian yang rendah antar-individu. Menunjukkan perilaku sombong/angkuh artinya bahwa individu dengan kepribadian ini menunjukkan perilaku yang merendahkan atau meremehkan orang lain, serta senang memperlihatkan barang yang dimiliki(pamer) kepada orang lain.

Dalam kasus youtuber tadi, terlihat bahwa Ia memiliki kepribadian narsistik dengan aspek yang paling menonjol kurang memiliki empati dan enggan mengetahui perasaan dan kebutuhan orang lain. Orang lain disini  adalah para orangtua khususnya yang paling parah terdampak covid-19. 

Apalagi dari kalangan tenaga medis yang saat ini tengah berjibaku menangani pasien positif Covid-19. Si youtuber terlihat seakan tak mengerti seperti apa bahayanya jika tidak mematuhi protokol pengamanan diri saat pandemi berlangsung. Ini tentu berbanding terbalik dengan beberapa youtuber dan influencer lain Tanah air yang menunjukkan kenarsisan dengan cara mengunggah konten-konten bernilai positif dengan maksud untuk menghibur dan mengedukasi khalayak di masa pandemi, baik konten spiritual, edukatif, maupun komedi yang memang sesuai dengan tagar yang digaungkan #dirumahaja. 

Bahkan para tenaga medis tak ketinggalan untuk membagikan pengalaman bekerja mereka saat ini melalui aplikasi tiktok yang khusus menampilkan kenarsisan diri. Tentunya hal ini tak serta merta dipandang negatif, Melihat situasi pandemi yang masih akan berlangsung beberapa bulan kedepan mereka berinisiatif mencoba menghibur diri disela-sela pekerjaan beratnya.

Pandemi Covid-19 memang sukses menghegemoni struktur kehidupan masyarakat saat ini, terkhusus media komunikasi dan massa. Beberapa agenda dan kegiatan sudah berbasis digital. Seperti contoh kajian keislaman yang seyogyanya dilaksanakan langsung di majelis ilmu seperti masjid, kini videonya sudah sering terpampang di platform youtube, instagram dan facebook. 

Melihat situasi pandemi yang diperkirakan masih akan lama selesai, ini menjadi ladang keuntungan dan nikmat kemayaan bagi beberapa pihak seperti youtuber, influencer dan editor video. Disamping kesempatan untuk me-narsis-kan diri terbuka lebar, ada baiknya jika narsis yang ditampilkan diikuti dengan empati dan rasa kepedulian sosial yang tinggi. Ada banyak cara yang dilakukan, salah satunya ialah berderma apalagi umat muslim saat ini tengah menjalankan ibadah puasa di bulan suci ramadhan. Karena menurut saya pribadi, Narsis boleh-boleh saja asal tak lupa membawa adab dan nurani

Penulis: Ilham Arif Ramadhan

Mahasiswa jurusan sosiologi

Fakultas ilmu sosial

Universitas negeri makassar

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun