Mohon tunggu...
Arif Budiwinarto
Arif Budiwinarto Mohon Tunggu... Dosen - JARVIS

Write, Wrote and Writen

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Wamen RI Beri Penguatan Moderasi Beragama dalam Seminar di STABN Sriwijaya

25 Januari 2022   10:00 Diperbarui: 25 Januari 2022   10:01 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tangerang - Penguatan moderasi beragama di Indonesia sangat penting dan strategis. Urgensi penguatan moderasi beragama ini menegaskan pluralitas Indonesia; bahasa, suku, budaya, agama.

Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Menteri Agama, Ir. Dr. Zainut Tauhid Sa'adi., M.Si saat mengisi acara seminar kemahasiswaan bertajuk "Membangun Cendekiawan Buddhis Berperspektif Moderasi Beragama Di Era Revolusi Industri 4.0" yang digelar Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri (STABN) Sriwijaya Tangerang, Senin (24/1/2022) kemarin. Turut hadir dalam acara tersebut, Dr. Edi Kusuma, S.H., M.H, sebagai pembicara, Direktur Urusan dan Pendidikan Agama Buddha, Pembimas Buddha Banten, dewan penyantun, serta para donatur.

Dalam materi yang disampaikan, Wamen mengingatkan kemajuan teknologi internet hendaknya disikapi dengan hati-hati, sebab bukan hanya membawa kemudaratan bagi umat manusia, namun juga dapat dimanfaatkan untuk penyebaran paham-paham radikal.

Melalui produk-produk teknologi nirkabel seperti media sosial serta perpesanan instan, arus informasi sangat masif sehingga membuat masyarakat kesulitan mencerna mana yang bermuatan positif dan negatif. Seringkali, lanjut Wamen, kecanggihan teknologi justru dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok yang berupaya merongrong kebhinekaan Indonesia.

"Konflik dan gesekan sosial kerap terjadi, namun kita kerap berhasil keluar dari situasi tersebut," kata Wamen.

"Salah satu masalah terbesar di negara kita adalah konflik berbalut agama. Kompleksitas manusia dan agama, terjadi di belahan dunia manapun. Konteks ini menegaskan pentingnya moderasi beragama agar peradaban manusia tidak punah disebabkan konflik," lanjutnya menambahkan.

Merujuk pada sila pertama Pancasila yakni Ketuhanan Yang Maha Esa, kehidupan bermasyarakat di Indonesia tak lepas dari berbagai ajaran agama dan aliran kepercayaan. Agama hendaknya, menurut Wamen, tidak dibenturkan dengan adat dan tradisi yang sudah turun temurun. Keduanya bisa berjalan berdampingan sebagai sebuah keragaman dalam kesatuan.

"Indonesia disepakati bukan negara agama tapi bukan juga negara sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan sehari-hari. Nilai agama dipadupadankan dengan nilai-nilai luhur budaya, inilah sesungguhnya karakter Indonesia yang mampu berdialog dengan keragaman."

"Moderasi agama amat penting sebagai strategi kebudayaan, strategi untuk mengawal keberagaman. Moderasi beragama merupakan jalan tengah dua golongan; liberal dan konservatif. Jadi yang dimoderatkan bukan agama, karena fitrah agama sudah moderat. Semua agama mengajarkan cinta kasih dan kedamaian. Tidak ada agama yang mengajarkan permusuhan dan perpecahan," tutur pengurus besar NU itu.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua STABN Sriwijaya Tangerang Banten, Dr. Sapardi, S.Ag, M.Hum., menegaskan peran akademisi dalam merawat keragamaan melalui moderasi beragama. Selain itu, dia juga mendorong kontribusi perguruan tinggi keagamaan bukan hanya menciptakan lulusan ungggul dalam keilmuan tetapi juga berkarakter kenusantaraan.

"Kami melihat umat Buddha sudah mulai bergerak. Harapannya dengan kebijakan makro maupun holistik dapat mendukung perkembangan umat Buddha dengan baik," ujar Dr. Sapardi dalam pidatonya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun