Sinar senja belum lama berselang mengiringi mentari kembali keperaduannya. Gelap merangkak sedikit demi sedikit teriring anak-anak yang gemuruh dengan canda tawa mau pempersiapkan diri menunaikan shalat Magrib berjamaah. Sebagaimana biasanya rumahku tidak pernah sepi dari anak-anak yang belajar mengaji. Meskipun lelah tubuh ini setelah seharian berkecimpung urusan dunia, waktu Magrib sampai Shalat Isya’ adalah saat untuk berbagi sedikit ilmu bagi anak-anak yang mau belajar. Semoga ilmu yang sedikit ini dapat dicatat sebagai amal jariah, sehingga mendapat aliran pahala yang terus menerus sampai datangnya hari kiamat kelak, amin ya robbal ‘alamin. Sebagaimana Sabda Nabi Muhammad SAW yang intinya, ada tiga amalan anak manusia yang akan mengalir pahalanya samapai datangnya hari kiamat meskipun orang yang beramal itun telah meninggal dunia. Amal tersebut adalah : “Shodaqah jariah, Ilmu yang bermanfaat Anak Shaleh yang senantiasa berdo’a untuk kedua orang tuanya” Belum lama berselang Handphon berdering suara burung murai batu sebagai tanda ada SMS masuk, aku beranjak dan segera aku buka pesan yang masuk : *Jangan bangga dengan pakaian bagus karena pakaian terakhir kita adalah “KAIN KAFAN”, *Jangan bangga dengan mobil/motor karena kendaraan terakhir kita adalah “KERANDA” !, *Jangan bangga dengan tempat tidur empuk karena tempat tidur terakhir kita adalah “TANAH”, *Jangan bangga dengan rumah mewah karena rumah terakhir kita adalah “KUBURAN” *Jangan bangga dengan Titel/Jabatan karena titel terakhir kita “ALMARHUM” untuk menjadi renungan Saudara-saudara kalau harta Cuma titipan sewaktu-waktu akan diambil yang menitipkan semoga menjadi orang yang taqwa kepada “ALLAH SWT” Merinding bulu romaku dan tanpa kusadari gemetar tanganku memegang Handphon. Rangkaian katanya begitu indah penuh dengan petuah dan nasihat. Sebagaimana biasanya aku berangkat bekerja dan tidak ada perasaan apa-apa. Semua berjalan sebagamana biasanya. Hanya saja sepanjang perjalanan gerimis menemaniku sampai aku masuk kantor. Baru saja masuk, aku meliahat teman-teman panik, “Siapa mau ikut ?” suara Pimpinan kami. Sepontan aku bertanya : “ada apa ?” “ Pak Parjiyo, meninggal Lakalantas, korban tabrak lari “ temanku memberi jawaban. “Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun” gumamku dalam hati. Terlintas kembali pesan SMS yang semalam aku baca ternyata merupakan pesan terakhir dari guru, Sahabat, saudara dan juga Pimpinanku. Selamat jalan Bapak suparjiyo, S.Pd, MM semoga baktimu amal kebaikanmu diterima disisi-Nya dan dilipat gandakan pahalanya diampuni dosa-dosanya. Kami ihlaskan kepergianmu semoga pesan terakhirmu selalu aku ingat, dan akan aku teruskan perjuanganmu yang mungkin belum sempat engkau selesaiakan karena ajal keburu menjemputmu. Mungkin itulah yang terbaik bagimu disisi Allah SWT, dan semoga kita semua tergolong dalam golongan orang-orang yang taqwa sebagaimana pesan terakhirmu, amin ya robbal’alamin.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI