Jaman milenial ini salah satu cirinya adalah jalinan komunikasi yang intens secara digital. Sampai silaturahmi pun pada saat Ramadhan tahun ini banyak terbantu dengan adanya medsos berupa WA, Instagram dan lainnya sebagai jembatan komunikasi yang tak dapat dicapai secara jarak.
Tentu dengan komunikasi secara digital ini banyak membawa pada kebaikan, namun tak jarang terjerumus pada kesalahfahaman antar sesama komunikan, hal ini dapat terjadi ketika komunikasi terjadi tanpa sebuah kejujuran tulisan. Dengan bahasa yang simpel, menulis hanyalah usapan jempol yang tak dihitung dosa atau tidak.
Namun selain ketidakjujuran tulisan pun adakalanya dalam sebuah grup sosial media, salah satunya adalah WA, kejenuhan komunikasi secara digital pun akan terlihat, dimana dari sekian penghuni grup ternyata yang aktif hanya beberapa anggota saja, sementara yang lain cukuplah dengan jurus mengintip percakapan.
Kedua contoh negatif tersebut di atas tentunya perlu kita sikapi dengan bijak, agar pola komuniasi pada jaman now tidak mengecilkan peran masing-masing sebagai manusia di dunia ini.
Berikut ada beberapa pola fikir yang akan membantu berkomunikasi secara arif dan bijak:
1. Jadikan komunikasi di medsos sebagai sarana silaturahmi.
2. Menghargai semua anggota grup dengan komunikasi dua arah.
3. Memberikan apresiasi terhadap capaian keberhasilan grup.
4. Tak sungkan untuk berkata maaf, terima kasih, mohon, tolong dan sebagainya.
5. Bertegur-sapa walaupun dalam salam.
 Demikian tulisan ini disampaikan kepada khalayak kompasiana.com dengan harapan adanya setitik manfaat yang dapat diambil dalam berkomunikasi di jaman milenial ini.