Mohon tunggu...
Alexander Arie
Alexander Arie Mohon Tunggu... Administrasi - Lulusan Apoteker dan Ilmu Administrasi

Penulis OOM ALFA (Bukune, 2013) dan Asyik dan Pelik Jadi Katolik (Buku Mojok, 2021). Dapat dipantau di @ariesadhar dan ariesadhar.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review Naga Bonar Reborn: Jenderal Copet yang Membingungkan

24 November 2019   01:23 Diperbarui: 24 November 2019   01:28 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa yang dapat diharapkan dari pembuatan ulang sebuah film yang sangat kondang pada zamannya? Tentu saja kualitas. Sayangnya, pembuatan kembali film Naga Bonar menjadi Naga Bonar Reborn lebih ramai di urusan hukumnya, terutama ketika dalam proses pembuatan film, Deddy Mizwar--sang Naga Bonar edisi akhir 1980-an--melancarkan tindakan hukum yang juga dilawan oleh Gusti Randa, pemain sekaligus dedengkot film Naga Bonar Reborn.

Menggunakan pemain-pemain yang cukup berkelas seperti Gading Marten, Citra Kirana, Rifky Alhabsy, Rita Matu Mona, Donny Damara, Roy Marten, hingga yang paling bikin ramai dan sekaligus membingungkan: Puan Maharani, sudah tentu ada harapan tinggi pada film ini.

Harapan yang musnah, kalau menurut saya.

Dibandingkan Naga Bonar terdahulu, 15 menit awal tentu sangat berbeda. Ada faktor cerita masa kecil seorang Naga Bonar yang sebenarnya sangat dramatis di sana. Meski dialog anak-anak Batak terkesan terlalu lambat untuk suatu obrolan anak-anak Batak, tapi penampilan para pemain cilik itu sudah sangat memadai.

Persoalan baru muncul justru di bagian yang paling sulit, yaitu bagian kehidupan Naga Bonar ketika dewasa. Tentu saja ada beban akan dibandingkan dengan film sebelumnya, dan dengan durasi 15 menitan yang sudah diambil untuk masa kecil, sementara durasi yang diharapkan kurang lebih sama di sekitar 100 menit, maka secara terang benderang ada sesuatu yang dikorbankan.

Sesudah besar, Naga Bonar merantau ke Medan dan berbagai peristiwa kemudian membawanya pada posisi sebagai pemimpin pasukan di dalam hutan. Naga yang jarang mandi itu jatuh cinta pada Kirana yang sebenarnya sudah punya kekasih. Kirana sendiri adalah anak seorang dokter pribumi yang berpihak pada penjajah.

Pasca menjadi pimpinan pasukan, Naga membawa serta mamaknya untuk tinggal bersama di kamp pasukannya. Di tempat yang sama juga ada Kirana yang statusnya tawanan perang. Pertempuran sengit terjadi antara pasukan Naga Bonar dengan Belanda karena suatu sebab yang sebenarnya nggak penting-penting amat, tapi ya jadinya cukup seru.

Akhir kisahnya tentu saja sama dengan Naga Bonar yang lama. Dan itu juga jadi masalah dari film ini. Ketika dibandingkan, pasca 15 menit pertama yang cukup ciamik, plot yang dijalankan berjalan begitu cepat. Bahkan saya jadi kurang sepakat pada gelar Naga Bonar sebagai jenderal copet sebab pada film ini Naga Bonar justru tidak pernah mencopet, tapi ya tetap ada pernyataan 'jenderal copet' di dalam film ini.

Padahal, Gading Marten sendiri sebagai Naga Bonar sudah cukup optimal. Kecantikan Citra Kirana juga terpancar maksimal di sepanjang film. 

Rita Matu Mona juga demikian mencuri perhatian dengan akting yang prima. Tapi apalah artinya akting yang bagus dalam konstelasi karakter yang sebenarnya ikonik ketika plotnya justru bikin penonton bertanya-tanya alih-alih menonton dengan tenang?

Konflik yang dibangun dapat dibilang sangat tanggung, baik antara Naga dengan Mariam maupun antara pasukan Naga dengan pasukan Belanda yang tersisa. 

Beberapa adegan kehilangan memang sempat bikin terharu, akan tetapi ketika adegan itu kemudian tidak terlalu berkorelasi dengan sebelum dan sesudah, adegan baik itu juga menjadi semacam tempelan belaka. Jadi, ya sayang saja, sih.

Faktor durasi memang patut diduga menjadi penyebab utama timbulnya kebingungan dalam menonton film ini. Seperti dijelaskan tadi, dengan durasi kurang lebih sama terhadap film sebelumnya, film ini menggunakan 15 menit sendiri untuk kisah baru. Sementara, poin-poin pada film terdahulu seperti rapat penentuan pangkat maupun adegan perang dengan Belanda juga harus ada. 

Mungkin karena itu, setiap adegan jadi seolah berjalan begitu cepat agar durasi tetap memadai. Padahal, di film yang lama, adegan rapat penentuan pangkat itu saja sudah makan durasi yang cukup panjang karena rapatnya sampai 2 kali. Di Naga Bonar Reborn? Sekali saja dan itupun sangat singkat.

Kemunculan Puan Maharani sendiri, ya, okelah. Hanya saja, ada satu hal yang luput karena seluruh elemen sebelum adegan Puan Maharani pidato sama sekali tidak menunjukkan atau bahkan memberi clue untuk menjelaskan siapa sih wanita yang tadinya tidak ada, tiba-tiba ada, pidato begitu heroik, ditimpali seluruh rakyat pula. Melalui berita tentang film, saya baru tahu bahwa peran Puan Maharani adalah utusan Soekarno dari Jakarta. Tapi, ya, masak nonton film harus cek beritanya dulu? 

Walau plotnya membingungkan, sesungguhnya Naga Bonar Reborn ini tetap layak menjadi alternatif terutama ketika bapak-bapak tidak mau menemani anaknya nonton Frozen II.

Saya yakin, pihak film cukup memahami konteks pasar ketika berani-beraninya masuk ke jadwal ketika pada saat yang sama ada Frozen II. Sosok Gading Marten yang karakternya kuat, Citra Kirana yang cantik jelita, ditunjang komedi Ence Bagus dan Elly Sugigi masihlah dapat menjadi daya tarik film ini. 

Sayangnya, sejauh saya mencari tiket, ketersediaan layar untuk film ini sudah terbatas sejak hari pertama alias tidak tayang di setiap bioskop. Bahkan--masih sejauh saya mencari--film ini hanya tayang di merk bioskop tertentu dan tidak pada tempat lain. 

Jadi, ya, lebih sempit ruang lingkupnya daripada Susi Susanti. Sehingga memang butuh effort jika memang ingin menonton film ini. Agak sayang juga ya karena itu, tapi tentunya pembuat film punya pertimbangan lain.

Tabik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun