Mohon tunggu...
Arienta assa
Arienta assa Mohon Tunggu... Happy me

Happy me

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hubungan antara Golongan Terpelajar dengan Munculnya Pergerakan Nasional

7 Juni 2021   12:45 Diperbarui: 7 Juni 2021   12:46 5039
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hubungan Antara Golongan Terpelajar Dengan Munculnya Pergerakan Nasional

Pendahuluan :
Peranan Golongan terpelajar dalam pergerakan nasional Indonesia pada tahun 1908-1928 merupakan suatu usaha atau tindakan yang dilakukan oleh pemuda yang terdidik dengan melakukan perbaikan disegala bidang. Golongan terpelajar lahir dilatar belakangi oleh dua faktor yakni kebijakan politik etis dan implementasi sistem pendidikan kolonial Belanda . Tindakan yang dilakukan golongan terpelajar adalah berupaya untuk meningkatkan kesadaran nasional dan memperbaiki serta menyejahterakan kehidupan rakyat Indonesia. (Susilo Agus;2018)

Pergerakan nasional merupakan suatu istilah yang disebut sebagai suatu perjuangan untuk mencapai kemerdekaan yakni pada tahun 1908-1945. Pergerakan ini dilakukan untuk melawan penjajah secara bersama karena pada masa sebelumnya perjuangan dilakukan hanya sebatas kelompok masing-masing. Faktor yang mempengaruhi timbulnya pergerakan nasional dari dalam negeri yaitu:
1. Adanya tekanan dan penderitaan yang terus menerus, sehingga rakyat berfikir untuk terus maju agar tidak selalu tertindas
2.Adanya rasa senasib seperjuangan, sehingga muncul semangat kemerdekaan
3.Adanya rasa kesadaran nasional dan harga diri, sehingga ada rasa untuk memiliki tanah air dan menentukan nasib sendiri
Adapun faktor yang berasal dari luar negeri yaitu:
1.Adanya faham baru, yakni liberalisme dan humanisme, akibat dari perang kemerdekaan Amerika (1774-1783) dan Revolusi Perancis (1789), yang sudah mulai dikenal oleh para elit intelektual
2.Diterapkannya pendidikan sistem Barat dalam pelaksanaan Politik Etis (1902)
3.Kemenangan Jepang terhadap Rusia tahun 1905
4.Gerakan Turki Muda (1896-1918)
Dengan faktor-faktor tersebut, maka munculnya sebuah kesadaran baru dan cita-cita nasional dengan diiringi dengan organisasi modern sejak 1908 yang membuat rakyat Indonesia melakukan suatu perubahan dengan munculnya sebuah gerakan nasional untuk merebut suatu kemerdekaan agar bisa memiliki tanah air dan menentukan nasib negaranya sendiri.(Ahmadin;2017)

Dengan adanya hal tersebut pendidikan merupakan suatu sarana untuk pembentukan pola pikir manusia dalam meningkatan peradaban dan evaluasi manusia. Pendidikan di Indonesia muncul akibat interaksi dengan negara-negara luar yang datang ke Tanah Air, salah satu nya yaitu negara Belanda yang menancapkan paling besar pengaruh terhadap kehidupan masyarakat indonesia.

Dalam perkembangannya, perkembangan pendidikan sudah dimulai dari masa VOC, yakni dengan didirikannya sekolah untuk melenyapkan agama Katolik dengan menyebarkan agama Protestan. Pada dasarnya semangat Etis adalah perasaan keadilan. Cita-cita kemanusiaan merupakan sasaran utama dari Politik Etis. 

Meskipun cita-cita kemanusiaan merupakan sasaran utama dari Politik Etis, pemberian pendidikan kepada pribumi tidak diberikan begitu saja meskipun pendidikan ini merupakan produk dari Politik Etis. kebijakan-kebijakan pemerintah kolonial, khususnya di bidang pendidikan didorong oleh kepentingan keuntungan ekonomi bagi mereka sendiri alih-alih oleh motif untuk meningkatkan keberadaban rakyat setempat. Hal ini terbukti di Hindia Belanda, bahwa motif pendidikan Politik Etis adalah untuk mendapatkan tenaga kerja terdidik dan murah untuuk bekerja untuk perkebunan Belanda dan pegawai kantoran.

Dengan pendirian sekolah yang dibuat pemerintah kolonial ini mengartikan bahwa, kebijakan politik pemerintah kolonial pun merambah hingga ke ranah pendidikan. Kebijakan politik tersebut yang didasari "beban" balas budi terhadap Hindia Belanda membuat sekolah yang dibuat dan diperkenalkan pemerintah kolonial serba terbatas. Terwujudnya poltik balas budi terhadap Hindia Belanda menjadi momentum penting dalam sejarah pergerakan nasional, para pemuda dengan tegas menyatakan dirinya adalah kaum muda dengan semangat baru untuk merubah nasib hidupnya dimasa yang mendatang.(Intan Ranti;2019).

Pemerintah kolonial Belanda memberikan peluang kepada masyarakat Indonesia untuk dapat memperoleh pendidikan. Golongan terpelajar yang lahir dari pelaksanaan pendidikan Belanda antara lain; Dr. Soetomo, Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara), Mohammad Hatta, Mohammad Syafe'i dan lainnya. Golongan terpelajar memegang konstribusi penting dalam pergerakan nasional Indonesia. Golongan terpelajar berusaha untuk memperbaiki kehidupan masyarakat Indonesia di bidang pendidikan, bidang ekonomi, munculnya kesadaran nasional untuk berbangsa dan bernegara, dan bidang sosial. (Dwi Nur;2017)

Politik etis berakar pada masalah kemanusiaan dan sekaligus pada keuntungan ekonomi. Pada akhir abad XIX, para pegawai kolonial baru yang datang dari negeri Belanda menuju Indonesia sudah memiliki suatu pemikiran tentang pemerintah kolonial ini. Politik etis secara resmi ditetapkan pada bulan September 1901, ketika Ratu Wilhelmina menyampaikan pidato tahunan. Politik etis di pusatkan membangun irigasi, menyelenggarakan emigrasi, dan memberikan sebuah pendidikan bagi bangsa Indonesia. 

Politik etis menuntut bangsa Indonesia kearah kemajuan, namun tetap bernaung di bawah penjajahan Belanda. Awal mula dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab, bahwa Belanda memperhatikan pribumi dan membantu Indonesia dalam masa kesulitan. Meskipun pada kenyataannya kebijakan politik etis tidak serta merta mensejahterakan rakyat Indonesia, namun mampu merubah tatanan kehidupan bangsa, dimana sistem irigasi ada dimana-mana, masyarakat mengenal sistem pertanian dan perkebunan modern. 

Emigrasi atau trasmigrasi, dimana masyarakat dikirim keluar pulau Jawa, masyarakat Indonesia menjadi kenal satu sama lain dan membangun hubungan yang baik. Dampak politik etis yang sangat menonjol adalah program edukasi atau pendidikan. Adanya pendidikan bagi bangsa Indonesia, akhirnya dapat merubah pemikiran bangsa Indonesia untuk berfikir lebih maju dan bagaimana memperjuangkan suatu kemerdekaan tanpa jalan perang seperti di masa silam. Keuntungan dibidang pendidikan, yaitu banyak melahirkan tokoh cendikian lokal yang cerdas dan memiliki pemikiran yang setara dengan bangsa barat lainnya. Tokoh Cendikian atau golongan terpelajar bangsa Indonesia inilah yang akhirnya memperjuangkan kemerdekaan rakyat Indonesia dengan semangat nasionalisme dan cinta tanah air Indonesia yang dilakukan melalui diplomasi dan perang kemerdekaan Indonesia (Susilo;2018)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun